Berita

Representative Image/Net

Dunia

Inggris Temukan Sensor Mata-Mata Nuklir Rusia di Bawah Air

SENIN, 07 APRIL 2025 | 09:25 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebuah laporan menyebut Rusia sengaja meletakkan sensor mata-mata di bawah air untuk melacak pergerakan kapal selam nuklir Inggris. 

Penemuan ini mengejutkan banyak pihak, dengan laporan menyebutkan bahwa perangkat tersebut ditemukan tersembunyi di sekitar perairan Inggris oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

Para pejabat militer Inggris kini khawatir bahwa perangkat yang ditemukan tersebut, yang sebagian besar diperkirakan ditanam oleh Kremlin, bertujuan untuk memantau dan bahkan berpotensi menyabotase infrastruktur penting Inggris. 


Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah empat kapal selam Vanguard yang membawa rudal nuklir.

Salah satu sumber senior militer yang diwawancarai oleh The Sunday Times menyatakan bahwa saat ini terjadi perang bawah laut yang semakin memanas.

"Tidak ada keraguan, ada perang yang berkecamuk di Atlantik. Ini adalah permainan kucing dan tikus yang terus berlanjut sejak akhir Perang Dingin, dan kini kembali memanas. Kami melihat aktivitas Rusia dalam jumlah yang fenomenal," ungkap sumber tersebut seperti dikutip dari New York Times pada Senin, 7 April 2025.

Menurut para pejabat, Presiden Rusia, Vladimir Putin, diyakini sedang menjalankan misi rahasia dalam rangka strategi peperangan "zona abu-abu" yang lebih luas. 

Misi ini melibatkan sabotase terhadap kabel-kabel komunikasi bawah laut, saluran pipa, dan aset penting lainnya yang berfungsi menghubungkan Inggris dengan dunia internasional.

Rusia telah lama dikenal melakukan operasi pengintaian bawah laut, dan baru-baru ini, sejumlah sensor rahasia ditemukan di dasar laut Inggris. 

Bahkan beberapa peralatan mata-mata juga terdampar di sepanjang pantai Inggris, dan sejumlah kendaraan tak berawak Rusia ditemukan dekat kabel komunikasi laut dalam, dengan 11 unit rusak di Laut Baltik selama 15 bulan terakhir.

Selain itu, ada 60 kabel internet yang menghubungkan Inggris ke berbagai belahan dunia. Beberapa kabel tersebut tidak dipublikasikan, menambah kerumitan potensi ancaman terhadap infrastruktur digital Inggris. 

Sumber militer mengungkapkan bahwa kapal superyacht milik oligarki Rusia juga diduga terlibat dalam penyelidikan bawah air, menambah kecemasan terhadap ancaman yang berkembang ini.

Kapten Simon Pressdee dari Angkatan Laut Kerajaan menegaskan komitmennya untuk menghalau segala bentuk ancaman Rusia. 

"Peran kami adalah mengalahkan segala ancaman terhadap Inggris dan juga mengeluarkannya dari zona abu-abu," tegasnya. 

Pressdee juga menekankan pentingnya mengidentifikasi siapa yang terlibat dan menyusun bukti yang dapat mencegah kesalahpahaman serta memastikan bahwa para pihak yang mengancam Inggris akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka.

Sebagai langkah respons, pemerintah Inggris kini tengah berusaha mendapatkan dana dari perusahaan teknologi dan energi untuk membantu militer dalam memperkuat perlindungan terhadap infrastruktur bawah air yang vital. 

Dalam jangka pendek, militer telah mengaktifkan proyek bernama sandi "Cabot" yang bertujuan untuk mengintegrasikan sumber daya ini melalui kemitraan dengan industri swasta yang bergantung pada infrastruktur bawah laut.

Namun, sejumlah sumber dari Angkatan Laut juga menyebutkan bahwa pemerintah mungkin harus kembali mengandalkan ranjau laut, langkah yang belum dilakukan sejak akhir Perang Dingin. 

Pemerintah Inggris juga telah mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan keamanan infrastruktur penting di lepas pantai.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya