Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Gara-gara Tarif Trump, Sebuah iPhone Bisa Dibanderol hingga Rp36 Juta

SABTU, 05 APRIL 2025 | 08:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kebijakan mengejutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang baru saja diumumkan telah menimbulkan kekhawatiran akan krisis ekonomi global dan kenaikan harga besar-besaran di pasar konsumen terbesar dunia, itu.

Keputusan terbaru menetapkan tarif impor AS menjadi yang tertinggi dalam lebih dari 100 tahun terakhir, yaitu 10 persen untuk semua barang impor, dan lebih tinggi untuk puluhan negara tertentu.

Sebagai akibatnya, harga barang-barang di AS bisa melonjak. Mulai dari sepatu olahraga hingga iPhone. Menurut Rosenblatt Securities, harga iPhone model tertinggi bisa mencapai hampir 2.300 Dolar AS (sekitar 36,8 juta) jika Apple membebankan biaya tambahan ini ke konsumen.


Perusahaan-perusahaan besar pun mulai mengambil langkah cepat. Stellantis, produsen mobil ternama, akan menghentikan sementara produksi dan mem-PHK karyawan di AS, serta menutup pabrik di Kanada dan Meksiko. Sebaliknya, General Motors (GM) justru berencana meningkatkan produksi dalam negeri.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, memperingatkan bahwa tarif baru ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global yang sudah lesu. Ia mendesak AS agar segera menyelesaikan konflik dagang ini demi mengurangi ketidakpastian ekonomi dunia.

Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan penasihat perdagangan Peter Navarro mengatakan bahwa keputusan ini final dan bukan bagian dari strategi negosiasi.

Anehnya, Trump justru memberikan pernyataan yang bertentangan. Ia mengatakan tarif ini bisa digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdagangan.

"Saya sudah membuktikannya di masa jabatan pertama, dan sekarang kami akan membawanya ke level yang baru,” kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Sabtu, 5 April 2025.

Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, ancaman tarif dari Trump yang muncul-tenggelam telah mengguncang kepercayaan konsumen dan pelaku bisnis. Sekarang pun masih ada kemungkinan Trump membatalkan kebijakannya, karena tarif tersebut baru akan mulai berlaku pada 9 April.

James Lucier dari Capital Alpha menilai kebijakan tarif ini tampaknya dibuat tanpa perencanaan matang. 

“Negosiasi perdagangan itu rumit, dan menurut kami, rencana ini tidak memberikan dasar yang kuat untuk bernegosiasi dengan negara mana pun,” katanya.

Para ekonom juga sudah memperingatkan bahwa tarif ini bisa memicu kembali inflasi, meningkatkan risiko resesi di AS, dan menambah beban pengeluaran keluarga Amerika hingga ribuan dolar. 

Selain itu, kebijakan ini juga berisiko membuat negara-negara sekutu di Asia menjauh dan bisa melemahkan upaya AS dalam menghadapi China.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya