Berita

Presiden AS Donald Trump dan PM Jepang Shigeru Ishiba/Net

Bisnis

Tak Ingin Kena Tarif AS, PM Jepang Mau Lobi Trump

KAMIS, 03 APRIL 2025 | 10:41 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah Jepang tengah berupaya keras untuk meyakinkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, agar mengecualikan Jepang dari kebijakan kenaikan tarif impor mobil yang mulai berlaku pada Rabu.

Seperti dikutip dari AP News pada Kamis 3 April 2025, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan kesiapannya untuk terbang ke Washington demi melakukan negosiasi langsung dengan Trump. 

Ishiba menegaskan bahwa pemerintah Jepang akan terus berupaya merundingkan solusi dengan AS. 


“Saya tidak keberatan pergi ke Washington jika diperlukan,” ujarnya. 

Amerika Serikat sendiri akan menerapkan tarif sebesar 24 persen terhadap impor dari Jepang, terutma impor mobil. Dalam beberapa minggu mendatang, kebijakan ini juga akan diperluas ke suku cadang mobil.

Hingga kini, Jepang belum mendapatkan pengecualian dari kebijakan tarif tersebut, meskipun merupakan sekutu utama AS di Asia. Sebagai respons, Jepang meningkatkan kerja sama dengan negara lain yang juga terdampak. 

Menteri Perdagangan Jepang, Yoji Muto, bahkan telah bertolak ke Seoul untuk bertemu dengan pejabat dari Korea Selatan dan China. Ketiga negara sepakat untuk mendorong perdagangan dan investasi yang lebih bebas serta adil, sembari mengkritik kebijakan perdagangan AS yang dinilai memicu proteksionisme.

Kenaikan tarif ini menjadi ancaman serius bagi industri otomotif Jepang, termasuk bagi produsen besar seperti Toyota Motor Corp. dan Honda Motor Co., yang sangat bergantung pada ekspor ke pasar AS. 

Survei triwulanan Bank of Japan yang dirilis pada Selasa juga menunjukkan bahwa sentimen bisnis di kalangan produsen besar mengalami penurunan pada kuartal terakhir, sesuatu yang belum terjadi dalam satu tahun terakhir.

PM Ishiba mengatakan pejabat dari berbagai kementerian terkait?"termasuk luar negeri, perdagangan, dan keuangan?"saat ini terus bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomasi.

Jika kebijakan tarif tetap diberlakukan, Ishiba memastikan pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampaknya terhadap industri dan tenaga kerja Jepang. 

Sebagai langkah awal, pemerintah berencana mendirikan 1.000 pusat konsultasi di seluruh negeri guna membantu produsen suku cadang mobil skala kecil hingga menengah dalam menghadapi tantangan baru akibat kenaikan tarif AS.

“Jika bisnis benar-benar mengalami kesulitan, pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendukung mereka yang terdampak,” tegas Ishiba.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya