Berita

Ilustrasi/Alodokter

Nusantara

Miris, Mantan Suami Cekoki Anak Sendiri Obat Dosis Tinggi

KAMIS, 27 MARET 2025 | 23:38 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Mengasuh anak ibarat merawat tanaman bunga. Setiap benih yang ditanam membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan lingkungan yang mendukung agar tumbuh dengan baik. 

Jika dirawat dengan penuh kasih, tanaman akan tumbuh subur. Sebaliknya, tanpa perhatian yang cukup, pertumbuhannya bisa terhambat.

Hal ini pula yang dilakukan LS terhadap anak keduanya, GI. Ia memberikan perhatian dan asuhan penuh kasih sayang, mulai dari asupan makanan, pendidikan, hingga kedisiplinan, agar anaknya tumbuh sehat, cerdas dan berkembang optimal.


"GI anak yang cerdas, sehat, dan periang. Ia sering mendapat medali dan berbagai penghargaan, bahkan pernah menjadi juara kontes Olimpiade matematika tingkat internasional dengan membawa bendera Indonesia. Itu sangat membanggakan dan mengagumkan," ucap LS dalam keterangannya, Kamis malam, 27 Maret 2025.

Namun, menurut LS, segalanya berubah drastis setelah GI dirampas oleh mantan suaminya, DS dengan motif harta benda.

GI dibawa ke Psikolog Forensik Kassandra Putranto sejak umur 12,5 tahun oleh Danny Septriadi tanpa mempunyai Hak Asuh Anak dan tanpa persetujuan LS sebagai ibu kandung anak di bawah umur

"Perilakunya berubah 180 derajat. Ia jadi tidak terurus, lebih temperamental, emosinya tidak stabil, mudah marah, dan sering murung dan sedih," ungkap dia.

LS terakhir kali bertemu GI di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Ia mengaku terkejut melihat kondisi anaknya.

"Duh, seperti tidak terawat. Pakaiannya compang-camping dan ia sangat sensitif" ujarnya.

Ia juga menyayangkan anaknya diberi obat keras tanpa sepengetahuannya.

"GI diberi obat keras oleh Psikiater Fransiska Kaligis bernama Cipralex dengan dosis dari 10 menjadi 15 mg setiap hari selama 1,5 tahun.  Padahal, pemberian obat untuk anak di bawah umur seperti itu harus seizin ibu kandungnya sebagai pemegang hak asuh yang sah menurut Akta Kesepakatan No. 37 tahun 2019," ungkapnya lagi.

LS menduga konsumsi obat tersebut mempengaruhi perilaku anaknya secara drastis, lalu didoktrin ujaran kebencian oleh DS

"Dia sering tidur sampai sore dan akhirnya sering absen sekolah. Kalau terus seperti ini, bagaimana masa depannya?" katanya dengan nada prihatin.

Selain itu, hubungan GI dengan LS juga berubah.

"Sekarang dia seperti membenci saya. Kalau bertemu, dia cenderung menghindar dan melawan. Dia bahkan menganggap saya ingin menculiknya, padahal mana ada ibu yang menculik anak kandungnya sendiri?" tegasnya.

LS juga merasa komunikasi dengan anaknya sengaja dihambat.

"Sejak 2 Juli 2023, saya tidak pernah bertemu GI. Bahkan saat dia sakit, saya tidak diperbolehkan menjenguknya walaupun sebentar. Semua akses komunikasi saya, termasuk HP dan WhatsApp, diblokir oleh mantan suami saya, bahkan keluarga besar saya juga tidak bisa menghubungi GI," keluh dia.

Yang lebih mengejutkan, LS diminta menyerahkan surat warisan jika ingin bertemu anaknya.

"Saya diminta membalik nama surat warisan ke mantan suami. Seolah-olah ini menjadi semacam tukar guling jika saya ingin bertemu dengan GI," bebernya.

Melihat perubahan drastis pada GI, beberapa teman LS yang berprofesi sebagai dokter menyarankan agar GI menjalani pemeriksaan menyeluruh.

"Dia perlu cek darah, urin, dan pemeriksaan lainnya untuk mengetahui kondisi kesehatannya dan apakah ada ketergantungan terhadap obat yang diberikan," tandas LS.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya