Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Rupiah Tertekan ke Level Terendah Sejak 1998, Begini Respons BI

SELASA, 25 MARET 2025 | 20:07 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan. Menembus Rp16.611 per Dolar AS, level terendah sejak krisis keuangan 1998, pada Selasa 25 Maret 2025. 

Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan ini terutama dipicu oleh faktor global yang masih penuh ketidakpastian, dengan Dolar AS yang terus menguat.

Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Fitra Jusdiman menjelaskan, penguatan mata uang Dolar AS terjadi akibat kombinasi beberapa faktor eksternal. 


“Kami melihat terutama memang karena faktor global, baik terkait kebijakan tarif Trump dan dampaknya ke negara lain, arah kebijakan the Fed yang berpotensi lebih hawkish, dan gejolak geopolitik yang masih terus memanas. Hal ini membuat Dolar kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang lain dan yield UST (US Treasury) kembali meningkat,” papar Fitra dalam keterangannya, pada Selasa 25 Maret 2025.

Selain faktor global, tekanan terhadap Rupiah, lanjut Fitra, juga diperburuk oleh peningkatan kebutuhan valuta asing (valas) di dalam negeri. 

“Memang juga ada kebutuhan valas dari korporasi dan untuk pembayaran atau repatriasi dividen menjelang libur Lebaran nanti,” tambah Fitra.

Menghadapi kondisi ini, BI memastikan tetap hadir di pasar dengan berbagai langkah stabilisasi untuk menjaga nilai tukar Rupiah. 

“BI terus memantau dan berada di pasar dengan melakukan berbagai langkah stabilisasi, antara lain melalui triple intervention (spot, DNDF, dan SBN) secara bold dan terukur. Ini bertujuan memastikan stabilitas nilai tukar dan keseimbangan demand-supply valas sehingga dapat menjaga market confidence,” tegasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya