Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Efek Blokade Israel, Harga Satu Kentang di Gaza Tembus Rp66 Ribu

SENIN, 24 MARET 2025 | 22:35 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Blokade yang diberlakukan oleh Israel terhadap Jalur Gaza kini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. 

Akibatnya, harga bahan makanan mengalami lonjakan yang sangat drastis, bahkan satu kentang kini bisa dihargai hingga 4 dolar AS atau Rp66.000. 

Hal itu diungkap oleh seorang warga Gaza, Abu Bakr dalam wawancara eksklusifnya dengan Electronic Intifadah yang dikutip redaksi pada Senin, 24 Maret 2025.


Bakr menggambarkan betapa sulitnya kehidupan sehari-hari di tengah kelangkaan pangan dan melonjaknya harga kebutuhan dasar. 

Menurutnya, masyarakat Gaza kini terpaksa bergantung pada makanan kaleng sebagai sumber utama asupan mereka.

“Sekarang kami hanya bisa makan sup lentil. Sayuran sudah hampir tidak ada di pasar, buah-buahan, daging, atau ikan, semuanya hilang," kata dia. 

Saking langkanya makanan, Bakr menyebut mereka hanya bisa memakan makanan kaleng dengan kualitas rendah ataupun mengunakan tepung yang sudah kadaluarsa.

"Orang-orang terpaksa mengonsumsi makanan kaleng berkualitas rendah dan bahkan tepung yang sudah berulat karena kekurangan bahan makanan," jelas Bakr dengan suara yang penuh keprihatinan.

Tingginya harga makanan juga menjadi tantangan besar bagi banyak keluarga. Dalam wawancaranya, Bakr mengungkapkan bahwa satu kentang kini dihargai sekitar 4 dolar AS, atau setara dengan Rp66.000. 

Begitu juga dengan harga bahan pangan lainnya, seperti terong dan bawang yang masing-masing harganya mencapai 3-4 dolar AS atau Rp49-66 ribu per buah.

“Harga makanan sangat mahal, misalnya, satu kentang 4 dolar AS, satu terong 3 dolar AS, satu tomat 3 dolar AS, satu bawang 4 dolar AS. Sehingga sebagian besar orang tidak mampu membeli,” tambahnya.

Lebih buruk lagi, bantuan kemanusiaan yang biasanya datang dari berbagai organisasi internasional juga telah dihentikan. Menurut informasi yang diterima, Israel melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, memperparah kondisi yang sudah sangat kritis ini. 

"Organisasi kemanusiaan menghentikan pekerjaan mereka setelah dilarang masuk oleh militer Israel,” kata Bakr.

Masyarakat Gaza sangat khawatir dengan kemungkinan serangan berikutnya, setelah sempat merasakan harapan untuk membangun kembali kehidupan mereka saat gencatan senjata diterapkan, meskipun sering kali dilanggar.

Impian untuk membangun kembali kehidupan di Gaza setelah kehancuran besar akibat serangan berulang-ulang kini seakan sirna. Serangan terbaru kembali mengguncang Gaza, menghancurkan sisa-sisa harapan yang tersisa bagi banyak warga.

Dengan harga pangan yang melambung tinggi dan kekurangan makanan yang semakin parah, masyarakat Gaza kini berada dalam kondisi yang semakin terjepit. Harapan akan perubahan segera pun semakin pudar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya