Berita

Kuasa hukum Kusnadi, Johannes Tobing/RMOL

Hukum

KPK Dianggap Menunda Keadilan Bagi Staf Sekjen PDIP

SENIN, 24 MARET 2025 | 14:13 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dianggap tidak menghormati pengadilan karena kerap meminta penundaan dalam sidang praperadilan. Termasuk menunda sidang praperadilan yang diajukan staf Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, Kusnadi.

Sidang perdana praperadilan yang diajukan Kusnadi melawan KPK sedianya berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada hari ini, Senin, 24 Maret 2025. Namun, KPK meminta sidang dilakukan pada Senin, 14 April 2025. Akan tetapi, Hakim Tunggal PN Jaksel memutuskan sidang kembali digelar pada Selasa, 8 April 2025.

Kuasa hukum Kusnadi, Johannes O Tobing, merasa kecewa persidangan harus ditunda. Menurutnya, alasan KPK tidak hadir dalam persidangan kali ini tidak beralasan.


"Yang pasti kami kecewa, itu dulu yang pertama. Kami kecewa karena apapun itu alasannya, dengan hari ini mereka mengirimkan surat menunda meminta kepada majelis untuk tiga minggu, saya kira itu sangat tidak beralasan," kata Johannes didampingi kuasa hukum Kusnadi lainnya, Army Mulyanto, di PN Jakarta Selatan, Senin siang, 24 Maret 2025.

Padahal, lanjut Johannes, perkara yang diajukan Kusnadi bukan perkara baru. Sebab, perkara ini sudah bergulir satu tahun lamanya.

"Jadi, kami jujur memang mereka tidak menghormati surat undangan dari pengadilan, dengan berbagai alasan, mereka banyak pekerjaan," tutur Johannes.

Johannes menduga, KPK sengaja tidak hadir dalam persidangan ini untuk mengulur-ulur waktu dan tidak memberikan keadilan bagi Kusnadi. Dia pun meminta kepada KPK untuk menghormati lembaga persidangan yang ada.

"Jadi, saya kira memang kami sebut menyesalkan itu. Tentu dengan harapan kemudian, kami berharap agar KPK ini juga menghormati lembaga persidangan ini," tegas Johannes.

Johannes menyebut, sikap KPK itu bukan hanya kali ini dilakukan. Sebab, KPK kerap berulang menunda sidang praperadilan.

"Memang, dari dulu gayanya KPK kan gitu. Kita kan bukan sekali saja mengajukan praperadilan. Gayanya kan, modelnya kan begitu, selalu minta tiga minggu," kritik Johannes.

Karena itulah Johannes menilai KPK tidak adil dalam menyikapi proses penegakan hukum. Ketika ada kepentingannya, KPK selalu buru-buru menggelar sidang. Sementara, saat pihak yang merasa dirugikan, KPK selalu menunda-nunda persidangan.

"Giliran mereka sudah butuh waktu, harus mau cepat. Supaya prapid ini mau mereka gagalkan, ya mereka punya cara. Nah, yang begini-begini kan ini kan rasanya kan kurang fair. Saya kira KPK ini kan punya katanya lembaga besar. Lembaga yang cukup hebat, harusnya mereka juga tunduk dong dan menghormati undangan dari persidangan kan, dari pengadilan," pungkas Johannes.

Kusnadi mengajukan permohonan praperadilan ke PN Jakarta Selatan dengan nomor perkara 39/Pid.Pra/2025/PN JKT.SEL terkait sah atau tidaknya penyitaan barang-barang pribadinya oleh KPK.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya