Konferensi pers pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza City, di Kompleks Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta pada Jumat, 14 Maret 2025/RMOL
Maemuna Center Indonesia bersama Aqsa Working Group (AWG) menginisiasi pembangunan pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza City, Palestina.
Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) M. Anshorullah menjelaskan bahwa latar belakang pendirian RSIA di Gaza adalah karena sebanyak 60 persen korban genosida di sana merupakan perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, di Gaza tidak ada RSIA yang memberikan pelayanan kesehatan khusus ibu dan anak. Adapun rumah sakit khusus anak telah hancur akibat serangan Israel.
"Di Gaza sendiri belum ada RS khusus ibu dan anak. Ada RS anak tapi hancur," ujarnya dalam konferensi pers di Kompleks Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta pada Jumat, 14 Maret 2025.
Selain itu, kata Ansarallah, rencana pembangunan RSIA Indonesia telah mendapat sambutan yang amat baik dari mendiang Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
"Ketika kami mengajukan proposal ini pimpinan di sana, kita sempat ketemu Ismail Haniyeh disambut dengan baik," kata dia.
Program kemanusiaan tersebut mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri RI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Baznas RI, serta Kementerian Kesehatan Palestina.
Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi menyebut pembangunan RSIA Indonesia bukan hanya sekadar membangun infrastruktur kesehatan, tetapi juga bentuk solidaritas nyata bangsa Indonesia untuk Palestina.
"Ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa perempuan dan anak-anak di Gaza memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang layak," kata dia.
RSIA Indonesia akan dibangun di atas tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi, yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Lokasinya berada di dekat Rumah Sakit Anak Al-Rantisi (Al-Rantisi Children Hospital) di Gaza City.
Disebutkan bahwa rumah sakit ini akan terdiri dari empat lantai, termasuk basement, dengan luas total bangunan mencapai 10.310 meter persegi.
Onny mengatakan dana yang dibutuhkan untuk membangun RSIA Indonesia di Gaza sebesar Rp402 Miliar, dengan tahap awal penggalangan dana sebesar Rp201 Miliar.
"Sejumlah organisasi kemanusiaan dan lembaga zakat di Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mendukung Rp402 Miliar, penggalangan dana ini," ungkapnya.
Sebagai bagian dari persiapan pembangunan, tim advance akan diberangkatkan ke Gaza pada akhir Maret atau awal April 2025.
"Tim ini akan melakukan survei teknis dan memastikan kesiapan lokasi pembangunan rumah sakit," paparnya.
Sementara rencana peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan RSIA Indonesia di Gaza akan dilakukan pada pertengahan atau akhir April 2025.