Pasangan anggota DPR RI, Machfud Arifin dan istri, Lita/Istimewa
TEMPO menurunkan laporan tentang pasangan suami istri yang menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 pada 2 Oktober 2024, nama pasangan Machfud Arifin-Lita Machfud Arifin tak masuk daftar. Tampaknya pasangan suami istri asal Jl. WR Supratman No 5, Kelurahan Dr. Soetomo, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, ini luput dari pantauan media besutan Goenawan Muhammad itu.
Nama-nama pasangan yang disebut adalah Ahmad Muzani-Himmatul Alliya (Gerindra), Sugiono Firnando Ganinduto-Marlyn Maisarah (Gerindra), Ahmad Dhani-Wulan Jameela (Gerindra), Victor Laiskodat-Julie Victor Laiskodat (Nasdem), Rusdi Masse Mappasessu-Fatmawati Rusdi (Nasdem).
Sementara pasangan Machfud-Lita tak disebut. Padahal, pasangan keluarga yang berlatar belakang Polri ini, juga mencetak sukses sebagai anggota dewan yang sama dengan para pesohor tersebut.
Machfud berangkat dari Daerah Pemilihan Kalimantan Selatan II (Kota Baru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Kota Banjarbaru, dan Kota Banjarmasin). Sedangkan, Lita berangkat dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I (Surabaya-Sidoarjo). Pasangan ini terkenal kompak, sebagai pasangan suami istri yang saling membesarkan dalam meniti karier politik dari Nasdem.
Memang dunia politik adalah dunia baru. Namun penugasan Irjen (Purn) Machfud Arifin di berbagai daerah, telah menguatkan jaringan politik sang jenderal beserta istri. Sampai keduanya mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPR RI. Kalimantan Selatan dan Jawa Timur adalah tempat tugas perwira tinggi polisi asal Ketintang, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur ini.
Jadi, Kalsel II dan Jatim I adalah Dapil yang memiliki hubungan historis. Yang pertama hubungan kerja, di mana sebagai Kapolda Kalsel (2013-2015), punya mantan anak buah, kolega, mitra kerja dan keluarga besar Bhayangkari yang menyebar di seluruh pelosok wilayah tersebut. Dan yang kedua hubungan keluarga, di mana sebagai tokoh kelahiran Surabaya punya basis keluarga, teman, dan mantan anak buah yang menyebar di seluruh wilayah ini.
Ditambah, Machfud pernah menjadi Kapolda Jatim (2016-2018) dan
running menjadi calon Walikota Surabaya pada Pilwalkot 2020 dengan suara 451 ribu lebih. Ini support Machfud kepada Lita sebagai modal suara dalam Pileg 2024. Di samping, Machfud sendiri lebih memilih maju di dapil lain. Kendati Kalsel II tak kalah sulit dalam memperebutkan 5 kursi daripada Jatim I dengan 10 kursi.
Lita bercerita bahwa sang suami sebenarnya memilih berada di luar dan mendukung penuh Lita maju sebagai caleg di Surabaya-Sidoarjo. Namun, karena permintaan Nasdem, di Dapil Kalsel butuh figur untuk mendongkrak perolehan suara partai, Machfud akhirnya juga maju. Keduanya ditakdir terpilih menjadi wakil rakyat dengan kompetisi elektoral yang barbar.
Pasangan ini semula berniat hanya ingin mendapat 1 kursi, namun sejarah perjuangan elektoral menghadiahkan 2 kursi bagi keluarga panutan Indonesia ini. Inilah anugerah dari jejak elektoral yang dijalani selama lima tahun terakhir selepas purnatugas dari institusi Polri selama puluhan tahun.
Tampaknya, keluarga Machfud-Lita punya pandangan kesetaraan gender, sehingga relasi suami istri itu setara dan tak ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Keduanya diletakkan pada posisi yang sama sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam fiqhun-nisa'.
Dalam relasi berkeadilan, Lita jelas bukan
konco wingking dari Machfud yang hanya berdiri di belakang atau mendampingi tugas suami. Sejarah telah memetamorfosis dirinya dari Bhayangkari Polri ke Srikandi Senayan. Sebuah capaian karier mentereng sebagai anggota parlemen dengan segala hak keuangan dan protokoler.
Lita adalah politikus perempuan mandiri yang berhasil membangun citra diri tanpa bayang-bayang nama besar suami semata. Ini tak lepas dari peran dan kiprahnya mendapat promosi dari partai sebagai pimpinan di tingkat daerah dan provinsi. Ia tercatat sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kota Surabaya dan Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur.
Menariknya, Machfud mendukung sepenuh hati karier Lita di Nasdem maupun di DPR RI. Ini bagian dari imbal balik dari dukungan sepenuh hati Lita pada karier Mahfudz sampai meraih pangkat bintang dua. Semua pasti sepakat, di balik suami yang sukses, pasti ada istri yang hebat. Dan begitulah sebaliknya. Di balik istri yang sukses, pasti ada suami yang hebat.
Alhasil, kesuksesan anggota keluarga dalam meniti karier sekalipun, mutlak membutuhkan kerjasama saling membesarkan. Prinsip ini sangat penting untuk mengubur egoisme bias gender yang merasa lebih besar. Egoisme bias gender ini merupakan embrio dari primordialisme, rasisme dan fasisme yang telah menghancurkan peradaban dunia.
Dari Machfud-Lita kita bisa mengambil pelajaran berharga bagaimana membina keluarga yang harmonis dan sukses. Kuncinya ternyata saling mendukung antara suami dan istri. Dalam keluarga, tak ada yang lebih penting. Semua punya tugas dan fungsi yang sama-sama penting.
Di usia Lita yang ke-53 ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa hubungan suami istri harus dibangun di atas samawa (sakinah, mawaddah, warahmah). Sebuah keluarga yang berbasis cinta kasih untuk melahirkan anak keturunan yang baik, serta anak bangsa yang kuat dan hebat. Milad Mubarak Ibu Lita.
*Moch Eksan adalah Pendiri Eksan Institute