Berita

Ilustrasi (Foto: 24newshd.tv)

Bisnis

Bitcoin Karam, IHSG Merah di Bawah 6.600

SELASA, 11 MARET 2025 | 05:07 WIB | OLEH: ADE MULYANA

KERESAHAN investor di pasar mata uang digital berlanjut, tekanan jual terus menderas, dan harga Bitcoin kini telah menjejak kisaran $80.000. Kisaran tersebut telah terlalu dekat dengan titik terendah yang dicapai akhir Februari lalu saat mencetak kisaran $78.200-an. Harga mata uang digital terbesar itu kini dinilai sejumlah pihak memasuki zona koreksi yang serius dan berbahaya.

Namun sejumlah pelaku pasar lain masih meyakini, tekanan jual Bitcoin kali ini sebagai temporer dan akan segera pulih kembali, mengingat situasi dan sentimen yang mengiringi jauh dari mengkhawatirkan. Laporan sebelumnya menyebutkan, pelaku pasar yang menggelar tekanan jual panik usai Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan pencadangan nasional mata uang digital. 

Kebijakan Trump disebut hanya melibatkan hasil penyitaan mata uang digital oleh otoritas hukum AS terhadap rangkaian aksi kejahatan sebelumnya. Namun kebijakan Trump tidak mencakup pembelian agresif terhadap mata uang digital sebagaimana diekspektasikan investor.


Aksi jual pelaku pasar akhirnya bergemuruh, dan hingga sesi Senin sore 10 Maret 2025 di Asia, harga Bitcoin telah karam di kisaran $81.234. Sentimen suram dan panik di pasar crypto currency sedikit mewarnai jalannya perdagangan saham di Asia dalam membuka pekan ini, Senin 10 Maret 2025.

Tekanan jual dalam taraf moderat sempat mendominasi jalannya sesi perdagangan, namun pelaku pasar di Asia terlihat mampu mengimbangi hingga memaksa Indeks terjebak di rentang terbatas dan menyeberang ke zona positif. Minimnya sentimen regional yang berkembang, memaksa kinerja Indeks gagal mencetak gerak tajam.

Laporan sebelumnya datang dari China yang merilis terjadinya deflasi pada Februari lalu sebesar 0,7 persen. Situasi tersebut kian menghadirkan keprihatinan investor menyangkut prospek perekonomian terbesar Asia itu yang segera bergulat dengan perang tarif Trump. Laporan terkait lain juga datang dari Washington, di mana kebijakan tarif Trump yang kini mulai dicermati dengan serius oleh investor terutama menyangkut imbasnya pada kinerja inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Sikap pelaku pasar di Asia akhirnya kesulitan untuk menjejak optimisme dengan meyakinkan, namun belum juga menemukan pijakan yang kukuh untuk beralih pesimis. Sentimen jauh dari bersahabat akhirnya jauh dari reda, dan situasi ini kemudian semakin menjebak Indeks di Asia untuk bergerak di rentang moderat hingga sesi perdagangan ditutup.

Indeks Nikkei (Jepang) berakhir naik moderat 0,38 persen setelah terhenti di 37.028,27, sementara indeks ASX 200 (Australia) menanjak tipis 0,18 persen di 7.962,3 dan indeks KOSPI (Korea Selatan) menguat terbatas 0,27 persen di 2.570,39.

Kemampuan indeks di Asia bertahan di zona positif kemudian menjadi bekal penting bagi pelaku pasar di Jakarta untuk lepas dari kepanikan yang sempat mendera di awal sesi perdagangan pagi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau sempat runtuh hingga lebih dari 1 persen di awal perdagangan pagi, namun secara perlahan mampu mengikis penurunan tajam tersebut.

IHSG juga masih berupaya mengikis pelemahan di sepanjang sesi perdagangan sore, namun selalu gagal menyeberang ke zona positif. IHSG kemudian menutup sesi dengan turun 0,57 persen di 6.598,21 yang sekaligus tipis di bawah level psikologis nya di kisaran 6.600. Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, kinerja sebagian besar saham unggulan yang kembali terdampar di zona merah.

Sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan berakhir turun, seperti: BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, ASII, ADRO, PGAS, UNVR, PTBA dan UNTR. Saham unggulan tercatat hanya menyisakan INDF, ICBP, SMGR dan JPFA yang mampu menutup sesi di zona hijau.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya