Berita

Asap mengepul dari sebuah pabrik yang terkena dampak bentrokan antara pasukan keamanan Suriah dan orang-orang bersenjata yang setia kepada mantan Presiden Bashar Assad di pinggiran Latakia, Suriah/Net

Dunia

Korban Tewas Akibat Bentrokan Berdarah di Pesisir Suriah Naik Jadi 1.000 Orang

MINGGU, 09 MARET 2025 | 12:21 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Jumlah korban tewas akibat bentrokan berdarah di pesisir Suriah telah meningkat drastis, dengan lebih dari 1.000 orang tewas.

Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights pada Minggu 9 Maret 2025, kekerasan yang berlangsung selama dua hari ini menjadi salah satu insiden paling mematikan sejak konflik Suriah dimulai 14 tahun lalu.  

Mirisnya, lebih dari setengah korban tewas merupakan warga sipil.

"Korban termasuk 745 warga sipil, 125 anggota pasukan keamanan Suriah dan 148 pejuang yang setia kepada Assad," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat Reuters.

Kekerasan ini dipicu oleh bentrokan antara loyalis Presiden Bashar Assad yang digulingkan dan pasukan pemerintah yang baru berkuasa di Damaskus.  

Sejak Jumat, 7 Maret 2028, kekerasan semakin meningkat dengan serangan balas dendam oleh kelompok Muslim Sunni yang mendukung pemerintah terhadap warga Alawite, sekte minoritas yang menjadi basis pendukung Assad selama bertahun-tahun.  

Penduduk di wilayah pesisir Suriah melaporkan kondisi mengerikan di kota-kota terdampak, termasuk Baniyas, yang menjadi salah satu lokasi paling parah.

Ali Sheha, seorang warga Baniyas berusia 57 tahun yang melarikan diri bersama keluarganya, menggambarkan situasi yang mengerikan.  

"Itu sangat, sangat buruk. Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan," kata Sheha melalui telepon dari tempat persembunyiannya, sekitar 20 kilometer dari kota itu.

Sheha menyaksikan orang-orang bersenjata menyerang rumah-rumah, menembaki warga secara acak, dan bahkan memeriksa identitas mereka sebelum membunuh berdasarkan sekte atau agama mereka. Ia juga melaporkan bahwa para penyerang menjarah rumah dan mencuri kendaraan sebelum membakar beberapa rumah.  

Dua penduduk lainnya mengonfirmasi bahwa banyak rumah warga Alawite dijarah dan kemudian dibakar, memaksa ribuan orang mengungsi ke pegunungan terdekat.  
 
Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdurrahman, mengatakan bahwa pembunuhan balas dendam terhadap warga Alawi telah menyebabkan 428 korban jiwa, selain 120 pejuang pro-Assad dan 89 anggota pasukan keamanan

"Ini adalah salah satu pembantaian terbesar selama konflik Suriah," kata Abdurrahman.  

Sementara itu, pasukan pemerintah Suriah mengklaim telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang sebelumnya dikuasai loyalis Assad. Kantor berita pemerintah Suriah mengutip pejabat Kementerian Pertahanan yang menyatakan bahwa semua jalan menuju wilayah pesisir telah ditutup untuk mencegah pelanggaran dan secara bertahap memulihkan stabilitas.  

Di tengah eskalasi kekerasan ini, warga Tuwaym pada Sabtu pagi, 8 Maret 2025 memakamkan 31 korban serangan balas dendam, termasuk 9 anak-anak dan 4 wanita, dalam sebuah kuburan massal.  

Sementara itu, pemakaman empat anggota pasukan keamanan yang tewas dalam bentrokan di pesisir Suriah diadakan di desa Al-Janoudiya, dihadiri oleh puluhan orang.  

Kekerasan terbaru ini bermula ketika pasukan pemerintah mencoba menahan seorang buronan di dekat kota pesisir Jableh, tetapi disergap oleh loyalis Assad, yang memicu pertempuran sengit dan pembalasan brutal di berbagai daerah.  

Dengan listrik dan pasokan air yang terputus di banyak wilayah serta toko roti yang tutup, situasi kemanusiaan di daerah terdampak semakin memburuk.

Warga berharap kondisi segera membaik, tetapi dengan eskalasi kekerasan yang terjadi, masa depan kawasan ini masih diliputi ketidakpastian.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya