Harga minyak mengalami sedikit kenaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana sanksi baru terhadap Rusia.
Dikutip dari Reuters, Sabtu 8 Maret 2025, harga minyak mentah Brent pada hari Jumat ditutup pada 70,36 Dolar AS per barel, naik 90 sen atau 1,3 persen.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada 67,04 Dolar AS per barel, naik 68 sen atau 1,02 persen.
Melalui platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan sedang mempertimbangkan sanksi besar-besaran terhadap sektor perbankan Rusia dan penerapan tarif terhadap produk-produk negara tersebut. Langkah ini dimaksudkan untuk menekan Moskow agar menghentikan serangannya terhadap Ukraina dan mencapai kesepakatan damai.
Pada awal perdagangan, Brent sempat mencapai 71,40 Dolar AS per barel, sementara WTI menyentuh 68,22 Dolar AS per barel. Kenaikan ini terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, menyatakan bahwa kelompok produsen OPEC+ akan melanjutkan peningkatan produksi pada April.
Namun, ia juga mengindikasikan kemungkinan mempertimbangkan langkah lain, termasuk pengurangan produksi, tergantung pada perkembangan pasar.
Analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn, berkomentar bahwa pergerakan harga minyak saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan terkait Rusia.
Ia menambahkan bahwa berita mengenai Rusia telah mendominasi pasar, mengesampingkan berita lainnya, termasuk upaya gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas di Gaza.
"Saya rasa berita tentang Rusia telah membanjiri berita tersebut," kata Flynn.
"Semuanya tentang Rusia, Rusia, Rusia," ujarnya.