Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Korupsi di BUMN Merajalela, Bossman Mardigu Usul Terapkan Hukuman Mati

RABU, 05 MARET 2025 | 18:29 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Maraknya kasus mega korupsi di Indonesia terjadi di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di mana petinggi perusahaan banyak diisi politikus.

Pengusaha sekaligus YouTuber kondang, Mardigu Wowiek alias Bossman Mardigu menyoroti banyaknya politikus yang tidak memahami detail bisnis dan mudah memanfaatkan posisinya di BUMN untuk kepentingan tertentu. 

"Dari top 10 liga korupsi, 7 itu dari BUMN. Anda the best. Petinggi BUMN biasanya ditunjuk politikus, politikus tidak ngerti detail (bisnis), dioplos, dibuang ke kanan ke kiri. Percuma ngasih petinggi (gaji) Rp3 miliar karena saking mudahnya korupsi," ujarnya dalam YouTube Guru Gembul pada Rabu 5 Maret 2025.


Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tindakan korupsi telah mencederai banyak orang, sehingga seharusnya pelaku mendapatkan hukuman setimpal, termasuk hukuman mati bagi mereka yang merugikan negara dalam jumlah besar. 

Mardigu mencontohkan sistem hukum di Inggris pada masa lalu, di mana seorang pencuri kuda dihukum mati untuk mencegah terulangnya kejahatan serupa.

"Di Inggris ada desa yang kecurian kuda, lalu pencurinya tertangkap dan dihukum mati. Pada saat akan dieksekusi, hakim berkata: ‘Wahai pemuda, kamu bukan pencuri, kamu adalah pahlawan, karena sejak hari ini tidak ada lagi kuda yang dicuri’ karena mereka takut," tuturnya.

Dari contoh tersebut, Mardigu menyarankan agar Indonesia menerapkan kebijakan serupa terhadap para koruptor. 

Ia mengusulkan agar pelaku korupsi di atas Rp100 miliar dihukum mati, sementara mereka yang melakukan korupsi dalam jumlah lebih kecil dimiskinkan.

"Kita list tuh daftar para koruptor. Kita jadikan ‘pahlawan’ agar tidak ada lagi koruptor yang berani di Indonesia ini. Misalnya, di atas Rp100 miliar, hukum mati. Di bawah itu, miskinkan," tegasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya