Berita

Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono di Hall Dewan Pers, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025/RMOL

Politik

Korea Utara Ditakuti Bukan Karena Hebat, Tapi..

SELASA, 18 FEBRUARI 2025 | 15:46 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Upaya reunifikasi Korea telah lama menjadi isu sentral di Semenanjung Korea dan menarik perhatian dunia karena kompleksitas politik, sejarah, dan ideologi yang menyelimutinya. 

Hal ini dibahas tuntas oleh Teguh Santosa lewat karya terbarunya "Reunifikasi Korea: Game Theory". Teguh mencoba menggali berbagai aspek yang mempengaruhi proses ini, mulai dari dinamika hubungan Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) hingga kepentingan global yang ikut bermain. 

Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono yang hadir dalam peluncuran buku ini di Hall Dewan Pers ikut memberikan pandangannya terhadap situasi di Korut dan bagaimana negara-negara sekitarnya merespons langkah yang diambil pimpinan negara itu, Kim Jong-un.


"Kita kekurangan referensi karena memang Korea Utara ini satu-satunya negara yang rezimnya sudah sangat demokratis (dalam versinya sendiri)," ujar Ferry, Selasa, 18 Februari 2025.

Ferry lantas membagikan pengalaman dari teman-temannya di Jepang yang merasakan langsung dampak dari uji coba rudal Korut. 

Setiap kali Pyongyang melakukan uji coba nuklir, alarm waspada di beberapa kota Jepang berbunyi. Bukan karena ancaman langsung dari Korut, tetapi lebih karena kekhawatiran terhadap presisi teknologi yang digunakan.

"Kalau yang bikin Amerika atau Rusia, mereka lebih presisi. Tapi kalau Korea Utara, negara-negara sekitar takut bukan karena mereka hebat, tapi karena ada risiko rudalnya meleset. Takut karena kenekatannya dan kurang presisi," jelasnya.

Meski demikian, politikus Gerindra itu menegaskan bahwa di balik segala kontroversi yang mengelilingi Korut, dunia tetap harus menghormati prinsip negara tersebut dalam mendahulukan kepentingan nasionalnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya