Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno, dalam seminar nasional Kahmi dengan Tema "Transformasi Birokrasi dan Good Governance Untuk Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap" di Hotel Manhattan, Jakarta Selatan/RMOL
Indonesia harus memiliki strategi yang tepat agar bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap sebelum 2045.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno, dalam seminar nasional Kahmi dengan Tema "Transformasi Birokrasi dan Good Governance Untuk Indonesia Keluar Dari Middle Income Trap" di Hotel Manhattan, Jakarta Selatan.
"Target ini selaras dengan visi Indonesia 2045, yakni menjadi negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan," kata Riyatno, Rabu 12 Februari 2025.
Riyatno mengungkapkan bahwa potensi besar Indonesia terletak pada bonus demografi yang diperkirakan mencapai 318 juta jiwa, dengan 65 persen di antaranya berusia produktif.
"Selain itu, Indonesia juga diproyeksikan menjadi kekuatan digital utama di Asia Tenggara serta negara dengan pendapatan tinggi," sambungnya.
Saat ini, peran investasi terhadap PDB berada di angka 29 persen dan diharapkan meningkat menjadi 38,1 persen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Nah, untuk keluar dari
middle income trap, ekonomi Indonesia harus tumbuh rata-rata 5,7 persen per tahun. Hal ini hanya dapat dicapai melalui reformasi struktural, pemanfaatan bonus demografi, kemajuan teknologi, serta peningkatan daya saing ekonomi.
Pemerintah telah menyiapkan strategi transformasi nasional yang mencakup beberapa aspek utama. Mulai dari penguatan sumber daya manusia (SDM) dan sains, serta pengembangan industri berbasis sumber daya alam guna meningkatkan nilai tambah.
Lalu pengembangan teknologi informasi, peningkatan produktivitas ekonomi, implementasi ekonomi hijau, transformasi digital, serta penguatan kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
"Tentu untuk kita bisa keluar dari
middle income trap salah satu yang sangat penting adalah bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang sudah kita miliki yang sebagian besar produktif," pungkasnya.