Berita

Foto: Ilustrasi

Dunia

‘Kotak Misteri Sisa Makanan’ di Tiongkok Terkait Pelemahan Ekonomi

SABTU, 08 FEBRUARI 2025 | 02:47 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Aplikasi “Too Good to Go” yang berawal dari gerakan antipemborosan makanan di Denmark mendapatkan perhatian di banyak negara Barat. Di Tiongkok, gerakan ini menjadi salah satu “jalan keluar” untuk mengatasi harga makanan yang semakin tinggi dan ekonomi yang semakin buruk. 

Konsep asli gerakan ini adalah melakukan pengemasan terhadap barang tidak terjual mendekati tanggal kedaluwarsa. Tetapi di Tiongkok dilaporkan, sisa makanan yang tertinggal di piring pelanggan pun dikemas ulang untuk mengurangi pemborosan dan menghemat uang pelanggan.

Sebuah kafetaria komunitas di Shanghai memperkenalkan “kotak misteri sisa makanan” dengan harga hanya 10 Yuan atau sekitar 1,40 dolar AS yang di dalamnya terdapat berbagai macam hidangan seperti kecambah bawang putih, kentang, dan potongan ayam kari.


Meskipun sudah melewati jam makan, kafetaria itu tetap ramai dengan aktivitas. Inisiatif ini mengemas hidangan yang tidak terjual yang baru disiapkan hari itu, yang jika tidak akan dibuang.

Program ini secara efektif telah mengurangi pemborosan makanan dan meminimalkan sampah dapur.

Namun, persediaan terbatas, dan orang yang datang terlambat sering kali kehilangan kesempatan. Banyak pelanggan menghargai keterjangkauannya; sisa makanan dari makan siang dapat dihangatkan kembali untuk makan malam, menjadikannya pilihan yang praktis. 

Tren ini, menurut Mekong News, terjadi bersamaan dengan krisis ekonomi yang semakin parah di Tiongkok.

Di Shenzhen, makan di prasmanan makanan laut biasanya dimulai dengan harga minimal 200 Yuan, atau sekitar 27 dolar AS. Namun, beberapa hotel bintang lima di Longhua menawarkan voucher prasmanan “kotak misteri sisa makanan” hanya seharga 79 Yuan.

Tren yang didorong oleh ekonomi ini mencerminkan tantangan penurunan belanja konsumen dan strategi kreatif yang diadopsi bisnis untuk beradaptasi dengan zaman. Hotel-hotel yang sukses kini memperluas konsep tersebut ke periode makan lainnya, menawarkan voucher prasmanan “kotak misteri” makan malam dan larut malam, yang biasanya dihargai sepertiga atau seperempat dari harga asli, dan terkadang serendah 15,9 Yuan.

Peningkatan kotak makanan sisa memperlihatkan tantangan berat yang dihadapi industri jasa makanan Tiongkok di tengah memburuknya kondisi ekonomi. Penerapan yang cepat menunjukkan menurunnya daya beli konsumen, dengan banyak restoran yang berada di ambang penutupan.

Pada bulan Mei 2023, Shanghai membanggakan 2.700 restoran dengan pengeluaran per kapita rata-rata lebih dari 500 Yuan atau setara 68 dolar AS. Pada bulan Juli 2024, kurang dari setengahnya yang bertahan.

Pada paruh pertama tahun 2024, 1,05 juta restoran di seluruh Tiongkok tutup, hampir menyamai total penutupan pada tahun sebelumnya. Menjelang Tahun Baru Imlek, tidak ada satu pun pelanggan yang terlihat.

Praktik “kotak misteri” sisa makanan yang cepat, yang awalnya merupakan upaya terpuji untuk mengekang pemborosan, kini menyoroti kesulitan ekonomi Tiongkok yang parah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya