Berita

Ilustrasi (Foto: AP)

Bisnis

Trump Ancam Ratusan Triliun Impor, IHSG Merah di Bawah 7.000

KAMIS, 06 FEBRUARI 2025 | 18:46 WIB | OLEH: ADE MULYANA

USAI berhasil menemukan kompromi sementara atas penaikkan tarif masuk produk asal Kanada dan Meksiko, pemerintahan Presiden Donald Trump masih harus menghadapi risiko lain. Risiko datang dari berlakunya penaikkan tarif masuk tambahan atas produk asal China sebesar 10 persen. Laporan menyebutkan, kebijakan Trump yang telah efektif berlaku itu mengancam impor produk komponen otomotif asal China senilai $10 miliar atau lebih dari Rp160 triliun per tahun.

Akibatnya, saham otomotif terkait, dalam hal ini Ford Motor terpukul tajam di sesi perdagangan pertengahan pekan ini. Saham Ford terkapar hingga lebih dari 4,5 persen di bursa Wall Street. Pantauan juga memperlihatkan, gerak merah yang juga the jadi pada saham teknologi seperti Qualcomm, Arm, serta Skyworks Solution.

Namun di tengah terjungkal nya sejumlah saham teknologi terkemuka tersebut, seluruh Indeks Wall Street tercatat mampu menutup sesi dengan kenaikan, meski cenderung dalam rentang moderat. Sentimen bertahannya sedikit optimisme ini kemudian mencoba dilanjutkan pada sesi perdagangan hari keempat pekan ini di Asia, Kamis 6 Februari 2025.

Terbatasnya sentimen regional yang tersedia membuat kinerja Indeks cenderung bergerak di rentang moderat. Serangkaian laporan yang beredar menyebutkan, sentimen minor datang dari rilis kinerja neraca dagang Australia yang membukukan surplus dagang pada Desember 2024 lalu sebesar AU $5,09 milyar. Laporan ini mendapatkan respon positif hingga membuat Indeks ASX200 mampu membukukan gerak naik secara konsisten.

Sentimen lain datang dari India, di mana Bank Sentral negeri Bollywood itu, RBI disebutkan sedang bersiap menurunkan suku bunga nya di kisaran 6,25 persen. Langkah tersebut diambil guna menyokong ambisi pemerintahan Perdana Menteri Nerandra Modi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang justru dilaporkan sedang melambat. Kinerja perekonomian India mendapat sorotan serius pelaku pasar, mengingat ambisi besar pertumbuhan tinggi yang dicanangkan di tengah tantangan runtuhnya nilai tukar mata uang Rupee yang terus berlanjut hingga kini.

Serangkaian sentimen yang tersedia akhirnya membuat Indeks berupaya bertahan hijau di sepanjang sesi. Indeks Nikkei (Jepang) menutup sesi dengan naik moderat 0,61 persen di 39.066,53, sementara Indeks ASX200 (Australia) menanjak tajam 1,23 persen di 8.520,7 dan indeks KOSPI (Korea Selatan) menguat 1,1 persen di 2.536,75.

Pelaku pasar di Asia terlihat mencoba menepis sentimen tensi dagang AS-China menyusul mulai berlaku nya kebijakan tarif Trump atas produk asal China.

Di tengah kemampuan bursa saham Asia bertahan positif, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru kembali terseok merah. Pelaku pasar di Jakarta terlihat tidak menemukan pijakan meyakinkan untuk sekedar bertahan dari serangan tekanan jual agresif. Tekanan jual bahkan semakin berlanjut menjelang sesi perdagangan pagi ditutup. 

Pada sepanjang sesi perdagangan sore, IHSG masih terus bergulat dengan penurunan yang semakin dalam. Akibatnya, IHSG semakin jauh menembus ke bawah  level psikologis nya di kisaran 7.000. IHSG kemudian menutup sesi dengan merosot sangat curam 2,12 persen di 6.875,53. Jalannya sesi perdagangan memperlihatkan, tiadanya sentimen domestik yang tersedia hingga membuat gerak merah IHSG tak terbendung. 

Tinjauan RMOL lebih rinci menunjukkan, kemerosotan brutal IHSG yang dikontribusi sangat signifikan oleh saham-saham yang tergabung dalam pemberian dividend tertinggi, IDXHIDIV20 dan saham-saham yang masuk dalam 20 emiten BUMN terkemuka, IDXBUMN20.  Hal ini tercermin dari ambruknya dua Indeks tersebut dalam rentang sangat parah. IDXBUMN20 terjungkal 3,84 persen dengan ditutup di 335,84, sedang IDXHIDIV20 terbabat 3,67 persen dengan berakhir di 482,48.

Gerak merah IHSG juga tercermin pada kinerja saham unggulan yang runtuh tajam berjamaah. Sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan kembali menutup dengan penurunan, seperti: BBRI, BMRI, BBNI, BBCA, TLKM, ASII, ADRO, UNTR, BBTN, ISAT, SMGR, ITMG, UNVR dan PGAS. Saham unggulan hanya menyisakan ICBP yang mampu menutup dengan kenaikan tipis.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Ketua Baleg Klaim Tatib DPR Bukan untuk Mencopot Pejabat Negara

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:37

Akibat Ulah Bahlil, Prabowo Diejek 'Oke Gas, Oke Gas' di Medsos

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:24

Ijeck Bangga Didapuk jadi Anggota Kehormatan KAHMI Sumut

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:13

Anggaran Diblokir, Menteri PU Pusing Ditanya Progres IKN

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:05

Propolisul: Inovasi Berbasis Propolis Lokal untuk Kesehatan dan Pemberdayaan Ekonomi

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:04

Saham BCA Anjlok Usai Isu Kebocoran Data Nasabah

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:50

Penyesuaian Tarif Air di Jakarta Tak Bisa Dihindari

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:48

Trump Ancam Ratusan Triliun Impor, IHSG Merah di Bawah 7.000

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:46

Marak Spanduk ‘Bahlil No, Gas 3 Kg Yes’, Saatnya Prabowo Copot Bahlil!

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:31

Satu WNI Tewas dalam Kecelakaan Helikopter di Pahang Malaysia

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:20

Selengkapnya