Berita

CEO Alphabet, Sundar Pichai/Thenextweb

Bisnis

Google Error Rambah Bursa Saham, IHSG Rontok 0,7 Persen

RABU, 05 FEBRUARI 2025 | 23:59 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RIUH kasus error pada Google beberapa waktu lalu yang mengklaim Dolar AS hanya seharga Rp8.000-an, nampaknya mencoba berlanjut serius di bursa saham. Kabar kali ini datang dari rilis kinerja kuartalan induk perusahaan raksasa teknologi mesin pencari di internet itu, Alphabet, yang membuat investor di bursa Wall Street harus mengernyitkan dahi.

Laporan lebih rinci menyebutkan, perolehan pendapatan unit komputasi awan di kuartal terakhir tahun 2024 lalu yang sebesar 11,96 miliar Dolar AS alias cukup terpaut dengan ekspektasi pasar di kisaran 12,19 miliar Dolar AS. Kinerja buruk juga terjadi pada biaya akuisisi traffic, Traffic Acquisition Cost (TAC) yang sebesar 14,89 milyar Dolar AS dibanding ekspektasi pasar di kisaran 15,01 miliar Dolar AS.

Kinerja pertumbuhan secara keseluruhan induk Google juga melambat dengan pendapatan total tumbuh 12 persen dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 13 persen. Kinerja perlambatan Google juga terjadi pada pendapatan iklan. Situasi ini terjadi di tengah gencarnya Google mengguyur belanja modal untuk sepanjang tahun ini yang ditargetkan sebesar 75 miliar Dolar AS atau sekitar Rp1.480 triliun!

Secara keseluruhan, kinerja kuartalan Google kali ini dinilai error oleh kalangan investor di Wall Street. Pelaku pasar akhirnya dengan cepat menyambar sentimen error dan suram tersebut dengan tekanan jual brutal hingga merontokkan saham Google lebih dari 9 persen untuk meninju kisaran 187 Dolar AS di sesi perdagangan after hours. Situasi ini kemudian menghadirkan tekanan jual yang menjalar hingga membuat Indeks Wall Street beralih merah di sesi after hours usai berhasil menutup dengan positif di sesi perdagangan reguler.

Akibat lanjutannya, sesi perdagangan saham di Asia hanya menghasilkan sikap ragu. Hingga sesi perdagangan pertengahan pekan ini, Rabu 5 Februari 2025 ditutup, Indeks Nikkei (Jepang) naik sangat tipis  0,09 persen di 38.831,48, sementara Indeks ASX200 di bursa saham Australia melonjak 0,51 persen di 8.416,9 dan Indeks KOSPI (Korea Selatan) menanjak tajam 1,11 persen di 2.509,27.

Kurang beruntungnya, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta memilih untuk melakukan tekanan jual. Pantauan menunjukkan, gerak IHSG yang konsisten menjejak di zona merah di sepanjang sesi perdagangan. IHSG kemudian menutup sesi dengan melemah tajam  0,7 persen di 7.024,22.

Pantauan lebih rinci memperlihatkan, kinerja sejumlah saham unggulan yang semakin tertekan hingga membuat IHSG kian menapak zona merah di ujung sesi perdagangan sore. Sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan menutup sesi dengan gerak merah, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, TLKM, ASII, INDF, ICBP, INTP, BBTN dan ISAT. Namun sejumlah saham unggulan lain mampu bertahan positif hingga sesi berakhir, seperti: ADRO, PGAS, JPFA, UNTR, PGEO dan PTBA.

Tinjauan RMOL menunjukkan, jalannya sesi perdagangan di Jakarta yang diwarnai dengan rilis kinerja pertumbuhan ekonomi nasional yang sepanjang tahun 2024 lalu sebesar 5,03 persen atau di bawah target yang ditetapkan di kisaran 5,2 persen. Catatan menunjukkan, kinerja tersebut yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 5,05 persen.

Sentimen yang berkembang secara keseluruhan, baik eksternal maupun internal, akhirnya jauh dari bersahabat hingga memaksa sikap pelaku pasar cenderung pesimis. Terlebih gerak balik kenaikan yang berhasil dibukukan pada sesi perdagangan kemarin terkesan kurang mendapatkan pijakan sentimen yang meyakinkan. Gerak turun secara konsisten akhirnya menjadi pilihan yang paling mungkin bagi IHSG di tengah bertahan positifnya bursa Asia.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya