Berita

Ketua DKPP Heddy Lugito/RMOL

Politik

DKPP Habiskan Anggaran Puluhan Miliar di 2024 tapi Perkara Masih Numpuk

SENIN, 03 FEBRUARI 2025 | 18:50 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), memakan anggaran hingga Rp76,2 miliar pada tahun 2024. Tetapi, perkara-perkara yang belum selesai masih menumpuk.

Hal tersebut disampaikan Ketua DKPP Heddy Lugito dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Februari 2025.

"Tahun 2024 DKPP mendapat pagu anggaran Rp76.268.173. Alhamdulillah penyerapannya mencapai 99 persen, tepatnya 99,24 persen terserap," ujar Heddy menyebutkan realisasi anggaran DKPP RI tahun 2024.


"Terima kasih Pak Menteri, tahun 2024 diberi anggaran yang cukup untuk bekerja, sehingga kami semuanya manut bekerja, menuntaskan perkara-perkara yang masuk ke DKPP," sambungnya.

Namun, Heddy mengakui penyelesaian perkara-perkara dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (KEPP), baik terkait pemilihan umum (Pemilu) maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 banyak yang belum selesai.

"Selama tahun 2024 ternyata DKPP tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan perkara, karena jumlah pengaduannya mencapai 790," jelasnya.

Mantan Pemimpin Redaksi (Pimred) salah satu media kenamaan nasional itu mengungkapkan, sebab dari tidak selesainya penanganan perkara-perkara etik yang cukup banyak itu.

"Sebelum selesai (perkara dugaan pelanggaran etik di pemilu), sudah masuk lagi perkara-perkara pilkada, sampai tanggal 31 Januari 2025 kemarin perkara pilkada yang masuk ke DKPP mencapai 91 perkara," urai Heddy.

"Dengan tunggak perkara sebelumnya (soal pemilu 2024) itu ada 60 perkara. Jadi perkara yang sekarang sedang berproses di DKPP jumlahnya mencapai 151 perkara disidangkan," sambungnya.

LEbih lanjut, Heddy juga menegaskan pihak-pihak yang diadukan dari 790 perkara yang masuk ke DKPP antara lain berasal dari komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

"Jumlah komisioner yang diadukan mencapai 1.040 orang. Dan dari 790 pengaduan ini, kita lihat sebanyak 140 komisioner baik KPU maupun Bawaslu berhadapan dengan Majelis Sidang DKPP. Tapi tidak semuanya mereka dijatuhi sanksi," ungkap dia. 

"Ada 532 yang direhabilitasi, artinya 51 persen di rehabilitasi. Dan hanya 49 persennya diberi sanksi, karena tidak terbukti melanggar etik," tambah Heddy.

Meskipun belum seluruh perkara di Pemilu dan Pilkada 2024 yang selesai ditangani di tahun yang sama, Heddy menyampaikan jumlah komisioner KPU dan Bawaslu yang telah dipecat karena terbukti melanggar.

"Ada 66 Teradu baik dari KPU maupun Bawaslu yang diberhentikan tetap, artinya dalam bahasa kasar dipecat," jelasnya lagi.

Meski begitu, Heddy memastikan anggaran yang telah dikucurkan pemerintah untuk tata laksana kerja DKPP telah dimaksimalkan. 

"Apa yang ingin saya sampaikan? Sebenarnya DKPP bekerja untuk menjaga etik penyelenggara pemilu, tidak pada bekerja untuk menghukum. Lebih luas lagi adalah menjaga marwah penyelenggara pemilu, agar public trust kepada KPU dan Bawaslu tetap terjaga," demikian Heddy menambahkan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya