Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Berebut Subsidi Pemerintah Tiongkok, Xiaomi hingga Apple Diskon Besar-besaran

KAMIS, 23 JANUARI 2025 | 14:15 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah produsen dan penjual ponsel pintar di Tiongkok ramai-ramai memangkas harga demi mendapatkan subsidi pemerintah yang dirancang untuk menopang permintaan.

Dikutip dari Nikkei Asia, Kamis 23 Januari 2025, subsidi sudah mulai berlaku  untuk ponsel pintar dengan harga di bawah 6.000 Yuan (sekitar Rp13 juta). Potongan harga tersebut setara dengan 15 persen dari harga jual dengan subsidi maksimum 500 Yuan.

Sebagai respon, Xiaomi menurunkan harga dua model 14 Ultra menjadi kurang dari 6.000 Yuan, yang berarti diskon 1.000 yuan.


“Sekarang model kami dengan fitur fotografi tercanggih akan memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi,” kata Ketua dan CEO Xiaomi Lei Jun.

Diskon untuk Xiaomi 14 Ultra berlaku untuk penjualan daring dan fisik. Subsidi juga akan berlaku untuk produk Xiaomi lainnya dengan harga di bawah 6.000 Yuan.

Di platform e-commerce JD.com, Apple iPhone 16 Plus yang dilengkapi dengan memori 128 gigabita dijual seharga 5.999 Yuan (Rp13,4 juta), turun dari 6.999 Yuan (Rp15,6 juta). Huawei Mate 60 Pro+, yang sebelumnya dijual seharga lebih dari 6.000 Yuan, kini dibanderol dengan harga 5.999 Yuan.

Pasar ponsel pintar Tiongkok lesu dalam beberapa tahun terakhir akibat pandemi virus corona dan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan. Pengiriman ponsel pintar tahun lalu melampaui tahun sebelumnya untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, tetapi masih sekitar 20 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2019, menurut perusahaan riset AS IDC.

Selama kuartal keempat tahun lalu, pengiriman ponsel pintar di Tiongkok turun 3,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut perusahaan riset pasar Hong Kong Counterpoint pada hari Selasa.

Subsidi ponsel pintar diluncurkan menjelang liburan Tahun Baru Imlek, periode penjualan dan pengeluaran yang lebih tinggi.

“Terdapat peningkatan yang nyata dalam jumlah pelanggan,” kata seorang karyawan toko yang menjual perangkat Xiaomi dan Huawei pada hari Selasa.

Subsidi diharapkan meningkatkan permintaan, tetapi konsumsi di Tiongkok tetap lesu karena perlambatan ekonomi.

Menurut IDC, program subsidi akan mendorong beberapa konsumen untuk membeli produk baru, tetapi perusahaan juga mencatat potensi diskon yang mengurangi permintaan di masa mendatang.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya