Ilustrasi (Foto: ksat.com)
LANGKAH pelaku pasar untuk semakin terfokus pada kebijakan Donald Trump semakin terlihat. Usai pelantikan yang menyita seluruh perhatian dunia, kini perhatian investor tertuju pada kebijakan Trump pada China. Laporan terkini menyebutkan Trump yang sedang mempertimbangkan pengenaan tarif masuk produk asal China sebesar 10 persen mulai awal Februari depan.
Kebijakan tersebut sesungguhnya tak terlalu mengejutkan dan bahkan terbilang lebih sekedar memenuhi janji kampanye Trump yang bertekad menaikkan tarif masuk Antara 10 persen hingga 60 persen. Penaikkan tarif sebesar 10 persen justru mengindikasikan betapa mulai kendornya Trump dalam menghadapi risiko tensi dagang yang lebih besar.
Sebelumnya Trump juga telah menaikkan tarif masuk atas produk asal Kanada dan Meksiko sebesar 25 persen, di mana langkah tersebut langsung direspon dengan rontoknya nilai tukar mata uang Dolar Kanada dan Peso Meksiko.
Namun situasi kali ini justru dinilai positif oleh pelaku pasar hingga membuat Indeks Wall Street kembali terangkat signifikan. Kebijakan tarif yang tak sekeras diperkirakan sebelumnya, dinilai investor sebagai upaya Trump yang mulai.membuka kompromi. Optimisme di Wall Street tersebut kemudian berlanjut hingga sesi perdagangan pertengahan pekan ini di Asia, Rabu 22 Januari 2025.
Namun tentu saja situasi berbeda terjadi pada bursa saham China, di mana Indeks komposit Shanghai dilaporkan turun signifikan usai kabar dari Washington tersebut beredar. Sementara sentimen regional yang tersedia sangat minim, sikap pelaku pasar di Asia semakin terfokus pada sentimen dari Trump.
Pantauan menunjukkan, kinerja Indeks di Asia yang kompak menjejak zona penguatan signifikan di sepanjang sesi. Indeks Nikkei (Jepang) melonjak curam 1,58 persen setelah menutup sesi di 39.646,25, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) melambung tajam 1,15 persen di 2.547,06 dan indeks ASX200 (Australia) menanjak 0,33 persen di 8.429,8.
Laporan juga menyebutkan, lonjakan Indeks KOSPI di Korea Selatan yang terutama dikontribusi oleh saham-saham teknologi akibat kabar sejumlah perusahaan Korea bersiap memindahkan pabriknya dari Meksiko ke AS untuk menghindari penaikkan tarif. Dua emiten penting, yaitu SK Hynix dan LG Electronics terpantau melonjak sangat tajam masing-masing 2,52 persen dan 2,85 persen.
Pola tak jauh berbeda terjadi di bursa saham Indonesia, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu membukukan lonjakan tajam secara konsisten di sepanjang sesi. Lonjakan tajam yang dibukukan di sesi perdagangan kemarin yang terkoreksi, seolah dikompensasi dengan lonjakan lebih tajam di sesi hari ini. Tiadanya sentimen domestik yang tersedia kembali memaksa pelaku pasar semakin tercurah perhatiannya pada sentimen global yang sedang sangat bersahabat.
IHSG tercatat menutup sesi dengan melompat tajam 1,05 persen di 7.257,12 yang sekaligus jauh menembus level psikologis nya di kisaran 7.200. Pantauan RMOL menunjukkan, IHSG yang telah dominan dan kukuh menjejak di atas level psikologis 7.200 di sepanjang sesi perdagangan. Bahkan, pada menit-menit menjelang penutupan sesi, IHSG konsisten melonjak di atas 1 persen.
Kinerja cemerlang IHSG kali ini juga terlihat pada kinerja sejumlah saham unggulan. Pantauan lebih rinci memperlihatkan, sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan membukukan lonjakan bervariasi, seperti: BMRI, BBCA, BBNI, PGEO, TLKM, ASII, UNTR, INDF, PTBA, ICBP, ADRO, ITMG dan CPIN.
Saham unggulan tercatat hanya menyisakan JPFA, PGAS dan SMGR yang menutup sesi dengan pelemahan.