Berita

Bank Dunia/RMOL

Bisnis

Bank Dunia: Negara Berkembang Alami Stagnasi Akibat Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah

SENIN, 20 JANUARI 2025 | 09:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Negara-negara berkembang akan menghadapi situasi yang sulit di masa mendatang.  

Bank Dunia dalam pernyataan terbarunya memperingatkan situasi tersebut terjadi karena pertumbuhan global yang terlalu lambat untuk meningkatkan standar hidup. 

Dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya, Bank Dunia mengatakan, prospek pertumbuhan jangka panjang bagi negara-negara berkembang adalah yang terlemah sejak awal abad ini, dan terlalu sedikit negara yang akan naik dari status berpenghasilan rendah ke status berpenghasilan menengah dalam 25 tahun ke depan. 


Itu berarti ratusan juta orang akan tetap terperosok dalam kemiskinan ekstrem, kelaparan, dan kekurangan gizi.

"Negara-negara berkembang, yang memulai abad ini dengan lintasan untuk menutup kesenjangan pendapatan dengan negara-negara terkaya, sebagian besar sekarang semakin tertinggal," tulis kepala ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, dalam kata pengantar laporan tersebut, dikutip Senin 20 Januari 2025.

Ekonomi dunia diperkirakan tumbuh 2,7 persen tahun ini dan tahun depan, tidak berubah dari prospek sebelumnya pada bulan Juni. 

Angka itu di bawah rata-rata 3,1 persen sebelum pandemi Covid-19 - terlalu lemah untuk membantu negara-negara miskin mengejar ketertinggalan dari negara-negara kaya.

"Sebagian besar negara berkembang menghadapi tantangan termasuk investasi yang lemah dan peningkatan produktivitas, populasi yang menua, dan krisis lingkungan," kata Bank Dunia. 

Ekonomi global menghadapi tantangan lebih lanjut dari pergeseran kebijakan perdagangan dan ketegangan geopolitik. 

Negara-negara dengan pasar berkembang seperti Tiongkok, India, dan Brasil, menyumbang sekitar 60 persen pertumbuhan global sejak tahun 2000, dua kali lipat dari kontribusi mereka pada tahun 1990-an. Namun, saat ini mereka menghadapi ancaman eksternal dari langkah-langkah proteksionis situasi geopolitik. 

Laju pertumbuhan negara-negara berpendapatan rendah - negara negara dengan pendapatan nasional bruto per kapita sekitar 3 Dolar AS per hari - untuk mencapai status negara berpendapatan menengah telah terhenti. 

Hingga kini masih ada 26 negara yang mengalami stagnasi akibat pertumbuhan yang lemah, kekerasan dan konflik, serta dampak perubahan iklim yang meningkat.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya