Berita

Almarhumah dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Undip yang diduga meninggal bunuh diri karena mengalami perundungan, mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan/Istimewa

Nusantara

Diduga jadi Korban Perundungan, Dokter Aulia Dapat Penghargaan Menkes

MINGGU, 12 JANUARI 2025 | 06:24 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Dokter Aulia Risma Lestari (ARL) mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Diponegoro (Undip), yang meninggal atas dugaan kasus perundungan dari senior-seniornya, mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. 

Menkes menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dokter Aulia. Pihaknya berjanji dan berharap agar kasus ARL bisa menjadi pembelajaran perbaikan sistem pendidikan perguruan tinggi di Indonesia. 

"Kita ingin agar ke depannya menjadi perbaikan sistem pendidikan perguruan tinggi di Indonesia secara menyeluruh. Kita juga sudah bertemu pihak keluarga korban, demi dapat menyampaikan belasungkawa dan dukungan," kata Menkes Budi Gunadi, dikutip RMOLJateng, Sabtu, 11 Januari 2025. 


Dari pihak keluarga dokter Aulia, ibunda korban Nuzmatun Malinah, menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari seluruh pihak khususnya masyarakat. 

"Saya ucapkan terima kasih, semoga amal kebaikan yang dilakukan dibalas Allah SWT," ucap Nuzmatun. 

"Kami tentu mendukung komitmen Kementerian Pendidikan yang akan menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk perbaikan pendidikan seluruhnya," imbuhnya. 

Kasus dokter ARL ini sejauh ini masih ditangani Polda Jawa Tengah. Saat ini Polisi tengah menyelesaikan penyidikan dengan memanggil tiga orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. 

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto menjelaskan, dalam proses yang berlangsung, penyidik memastikan penelusuran aliran uang dari korban. Meski bukti telah ada, namun pengungkapan dilakukan untuk mencari besarnya keseluruhan kerugian yang dialami korban dalam kasus dugaan pemerasan ini. 

"Penyidikan memastikan besarnya kerugian korban, salah satunya. Selain penyidik menelusuri modus para tersangka tiga orang itu," kata Artanto. 

Korban dokter ARL meninggal dunia diduga mengalami perundungan dan depresi, kemudian memilih bunuh diri. Fakta inipun sudah diakui pihak kampus Universitas Diponegoro, RSUP Dr Kariadi mengakui budaya semacam itu masih ada di dalam kampus terutama di program PPDS. 

Menurut hasil penyelidikan kepolisian Polda Jawa Tengah kasus ini mengandung dugaan pemerasan dan perundungan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya