Berita

Kanselir Jerman, Olaf Scholz/Net

Dunia

Kanselir Jerman Kritik Komentar Ngawur Elon Musk

MINGGU, 05 JANUARI 2025 | 14:49 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Komentar kontroversial Elon Musk tentang perpolitikan Jerman dikritisi oleh Kanselir Olaf Scholz. 

Miliarder pemilik SpaceX itu memang kerap menyerang beberapa pemimpin Eropa dan membuat heboh dunia dalam serangkaian unggahan di platform X. 

Musk bulan lalu menyebut Scholz sebagai orang bodoh yang tidak kompeten dan Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier sebagai tiran anti demokrasi. 


Merespons ejekan tersebut, PM Scholz hanya meminta warga Jerman tetap fokus pada pemilihan umum tanggal 23 Februari mendatang dan tidak terpengaruh omongan ngawur Musk. 

“Di Jerman, semuanya berjalan sesuai keinginan warga negara kami dan bukan komentar tidak menentu dari seorang miliarder Amerika,” tegasnya dalam sebuah wawancara, seperti dimuat AFP pada Minggu, 5 Desember 2024. 

Dia juga menbantah tuduhan Musk, menggarisbawahi stabilitas demokrasi di Jerman. 

“Presiden Jerman bukanlah tiran antidemokrasi, dan Jerman adalah negara demokrasi yang kuat dan stabil, tidak peduli apa yang dikatakan Musk," 

Scholz mengatakan dukungan publik dari Musk untuk partai sayap kanan AfD jauh lebih bermasalah daripada penghinaan terhadap mereka. 

"AfD yang berada di posisi kedua setelah kubu konservatif, mendukung hubungan yang lebih erat dengan Rusia yang dipimpin Putin dan ingin melemahkan hubungan trans-Atlantik," kata Scholz.

Kanselir itu mengatakan bahwa ia telah bertemu Musk pada Maret 2022 saat pembukaan pabrik Tesla di negara bagian Brandenburg pada saat cabang AfD setempat memprotesnya.

Jerman bukan satu-satunya target Musk di Eropa, di mana banyak pemerintah sudah bergulat dengan kebangkitan populisme dan sayap kanan.

Minggu ini, ia menyerukan agar Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dicopot dan mendesak pembebasan agitator Inggris yang ekstremis Tommy Robinson dari penjara.

Ia mengadakan pembicaraan pada bulan Desember dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, seorang tokoh terkemuka di sayap kanan radikal; menyebut Uni Eropa tidak demokratis; dan mencap hakim-hakim yang menganulir pemilihan presiden Rumania di tengah kecurigaan adanya campur tangan Rusia sebagai diktator.

Musk adalah pendukung setia Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, pemimpin paling sayap kanan di negara itu sejak 1945.

Menurut para ahli, inisiatif politik Musk terkait erat dengan kepentingan ekonominya.

"Bagi Musk dan Donald Trump, demokrasi, perdebatan, ketidaksepakatan, sistem kesejahteraan negara semuanya menghalangi bisnis," kata seorang profesor di Universitas York, Toronto, Ilan Kapoor.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya