Berita

Pesawat Azerbaijan Airlines/AP

Dunia

Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Mirip Peristiwa MH17, Diduga Ada Keterlibatan Rusia

JUMAT, 27 DESEMBER 2024 | 07:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan fatal pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh pada Hari Natal di Kazakhstan yang menewaskan 38 dari total 67 penumpang.

Dalam laporan resmi, Rusia menyatakan bahwa kabut tebal membuat pesawat tersebut harus mengubah rute pendaratannya di Grozny dan berusaha mendarat di Kazakhstan, tempat pesawat itu jatuh setelah kemungkinan menabrak kawanan burung.

Pada hari yang sama, Presiden Azerbaijan mengungkapkan bahwa pesawat itu dialihkan karena kondisi cuaca buruk.

Namun, tuduhan itu dipertanyakan oleh para ahli dan pejabat di AS. Mereka merujuk pada bukti bahwa sistem pertahanan udara Rusia aktif pada saat yang sama di Grozny sebagai respons terhadap serangan pesawat nirawak Ukraina. 

Mereka juga merujuk gambar yang menunjukkan kerusakan akibat tembakan peluru di bagian dalam dan ekor pesawat yang hancur.

Lubang besar yang terlihat pada bagian ekor pesawat memicu spekulasi bahwa pesawat tersebut mungkin telah ditembak jatuh.

Seorang pejabat AS mengatakan ada indikasi awal bahwa sistem pertahanan udara Rusia mungkin telah menyerang pesawat tersebut.

"Jika memang demikian, insiden ini semakin menyoroti kelalaian Moskow sejak invasi besar-besaran ke Ukraina," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya, seperti dilaporkan Nikkei Asia, Jumat 27 Desember 2024.

Andriy Kovalenko, pejabat Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, menulis di Telegram bahwa Rusia seharusnya menutup wilayah udara di atas Grozny, tetapi tidak melakukannya. 

"Pesawat itu rusak oleh Rusia dan dialihkan ke Kazakhstan, bukannya melakukan pendaratan darurat di Grozny yang bisa menyelamatkan nyawa," tulisnya.

Para pejabat senior Ukraina mengonfirmasi kepada Financial Times bahwa Kyiv yakin pesawat tersebut kemungkinan besar terkena tembakan dari sistem pertahanan udara Rusia.

Osprey, sebuah badan keamanan penerbangan, menyatakan: "Video terbaru dari reruntuhan dan kondisi di sekitar wilayah udara Rusia barat daya menunjukkan kemungkinan pesawat tersebut ditembak oleh sistem antipesawat."

Seorang pejabat senior di wilayah Kaukasus mengatakan bukti menunjukkan bahwa pesawat itu rusak akibat serangan pertahanan udara di atas wilayah Grozny.

"Jika (otoritas Rusia) menggunakan sistem gangguan dan pertahanan udara, mereka seharusnya menutup wilayah udara," kata pejabat tersebut kepada Financial Times.

Pesawat Azerbaijan Airlines sedang dalam perjalanan dari Baku, ibu kota Azerbaijan, menuju Grozny di Chechnya, Rusia selatan, ketika pesawat itu berbelok dan mendarat darurat di Kazakhstan, yang mengakibatkan 38 orang tewas. Dua puluh sembilan penumpang selamat.

Sebagian besar penumpang pesawat Embraer 190 itu adalah warga negara Azerbaijan, dengan 16 warga Rusia, serta beberapa warga negara Kazakhstan dan Kirgistan.

Data dari layanan pelacakan Flightradar24 menunjukkan bahwa pesawat berhenti mencatat posisinya setelah mencapai wilayah Kaukasus Utara, yang menunjukkan adanya gangguan pada GPS.

Namun, Flightradar24 menemukan informasi pengenal yang menunjukkan pesawat telah mencapai Grozny sebelum berbelok menuju Kazakhstan.

Jika penyelidikan yang dipimpin oleh pejabat Kazakhstan menemukan bahwa pesawat itu terkena sistem pertahanan udara, insiden ini akan mengingatkan pada jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17 pada tahun 2014. 

Menurut hasil penyeidikan, kecelakaan yang menewaskan 298 orang itu disebut-sebut terjadi karena rudal yang ditembakkan oleh pesawat tempur produksi Rusia di Ukraina timur.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya