Berita

Anggota Bawaslu RI, Puadi, saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia Jepang (PPIJ), di Cinta Jawa Cafe Shinjuku, Tokyo, akhir pekan lalu/Istimewa

Bawaslu

Bawaslu Dorong Transparansi Dana Kampanye Pemilu RI Mencontoh Jepang

RABU, 25 DESEMBER 2024 | 21:25 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mendorong pemangku kebijakan untuk mencontoh Jepang, khususnya dalam hal transparansi dana kampanye di pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Anggota Bawaslu RI, Puadi, saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia Jepang (PPIJ), di Cinta Jawa Cafe Shinjuku, Tokyo, akhir pekan lalu.

Dalam keterangannya, Puadi menjelaskan bahwa pemilu dan pilkada di Indonesia masih memiliki tantangan dari segi transparansi anggaran kampanye.

"Problematika pilkada dengan tingginya biaya penyelenggaraan, dan modal kampanye para paslon (pasangan calon) yang besar, diharapkan ke depan Indonesia memiliki model dan sistem Pilkada yang lebih baik," ujar Puadi dalam keterangannya kepada RMOL, Rabu, 25 Desember 2024.

Dia menjelaskan, biaya politik yang mahal di Indonesia bukan sebatas wacana, tetapi dirasakan oleh paslon. Di mana terdapat masalah politik uang yang bisa dibilang sudah menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah dalam setiap perhelatan pemilihan.

Sebagai contoh, Puadi menyinggung soal praktik politik uang yang terjadi pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Di mana, jumlah laporan dan temuan terkait politik uang mencapai 130 dugaan pelanggaran.

"Seharusnya, desentralisasi dan demokrasi lokal (pilkada) sebenarnya menjadi kekuatan untuk memperkuat pembangunan daerah. Namun, tantangan seperti politik uang, tingginya biaya politik, dan konflik sosial perlu ditangani dengan langkah-langkah strategis," tuturnya.

Oleh karena itu, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu RI itu berharap, Indonesia dapat belajar dari sistem kepemiluan yang ada dan telah diterapkan di Jepang.

Pasalnya, dia mendapati informasi dari Ketua Umum PPIJ, Prima Gandhi, tentang perbedaan Pilkada di Indonesia dan Jepang, yang menurutnya sistem pilkada di sana dikenal dengan sistem prefektur, dan dinilai lebih efisien. 

Sebabnya, diurai Gandhi, periodesasi kampanye pilkada di Jepang hanya berlangsung dua minggu, dan terbukti menjadi salah satu faktor yang membuat sistem ini lebih terkontrol dan hemat biaya.

"Di Jepang, transparansi dana kampanye jauh lebih baik. Setiap pengeluaran harus dilaporkan secara rinci. Ini berbeda dengan di Indonesia, di mana sering kali dana yang dilaporkan tidak berimbang dengan pengeluaran aktual di lapangan," demikian Gandhi menegaskan. 

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya