Ilustrasi (Foto:metrolibre.com)
SITUASI perdagangan yang cenderung sepi nampaknya tidak berlaku untuk sentimen dari pernyataan kontroversial presiden terpilih AS Donald Trump. Di tengah kesibukan investor menyambut libur panjang Natal dan tahun baru, Trump seakan memberikan kado pahit dari pernyataannya yang penuh kejutan. Kali ini Trump menyebut keinginannya untuk mengambil kembali penguasaan atas terusan Panama yang telah diserahkan ke pemerintahan Panama pada tahun 1999 lalu.
Beruntungnya, sesi perdagangan yang cenderung sepi membuat pernyataan Trump gagal membuat gejolak tajam di pasar uang. Pantauan menunjukkan, kinerja nilai tukar mata uang utama dunia yang cenderung bertahan bahkan hingga sesi perdagangan hari kedua pekan ini di Asia, Selasa 24 Desember 2024.
Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Euro (EURUSD) masih bertahan di kisaran 1,0400-an setelah sempat menjejak kisaran 1,0300-an. Sedangkan Poundsterling (GBPUSD) masih bertengger di kisaran 1,2540-an. Kecenderungan tekanan jual terbatas terlihat jelas dalam pola gerak kedua mata uang terkemuka dunia itu.
Kecenderungan terjadinya tekanan jual moderat pada Poundsterling dan Euro serta Dolar Australia terkesan lebih dilatari potensi teknikalnya, di mana usai mencetak serangkaian pelemahan gerak balik penguatan terjadi. Namun investor belum menemukan pijakan yang meyakinkan untuk beralih optimis. Gerak melemah di rentang moderat akhirnya menjadi pilihan, namun secara keseluruhan masih rentan untuk beralih ke zona penguatan tipis.
Sentimen pola gerak mata uang utama dunia ini kemudian menghadirkan sedikit tekanan jual pada mata uang Asia. Pantauan menunjukkan, mata uang Asia yang kini hanya menyisakan Dolar Hong Kong dan Peso Filipina serta Baht Thailand yang masih berupaya menjejak zona penguatan tipis dan rentan untuk berbalik di zona merah.
Sedangkan seluruh mata uang Asia lainnya, termasuk Rupiah kembali harus menyisir zona pelemahan. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp16.190 per Dolar AS atau melemah moderat 0,13 persen. Tiadanya sentimen domestik yang tersedia ditambah dengan sepinya sesi perdagangan, memaksa Rupiah bergerak sekedar mengikuti konsekuensi dan potensi teknikalnya sebagaimana terlihat pada chart terkini berikut:
Sumber: finance.yahoo.com
Catatan
RMOL menunjukkan, nilai tukar Rupiah yang telah konsisten menginjak kisaran di atas level psikologis di Rp16.000 per Dolar AS sejak lebih dari sepekan terakhir sesi perdagangan. Tinjauan teknikal juga memperlihatkan, tren pelemahan Rupiah yang masih solid hingga menjelang tutup tahun 2024, yang sekaligus mengindikasikan prospek kurang bersahabat dalam membuka sesi perdagangan tahun 2025.
Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59
Jalan Terjal Distribusi BBM
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39
Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16
Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55
Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36
Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump
Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16
ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58
Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32
Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana
Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15
35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah
Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52
Selengkapnya