Berita

Ilustrasi/Net

Politik

PP Himmah:

Cegah Gejolak Sosial, Tinjau Ulang PPN 12 Persen

SENIN, 23 DESEMBER 2024 | 06:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Prabowo Subianto diharapkan untuk dapat meninjau ulang kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah), Abdul Razak Nasution, kenaikan pajak berdampak signifikan kepada masyarakat terutama menengah ke bawah.

"Pertama peningkatan harga barang. Bahwa kenaikan ini sangat terasa terkait untuk kebutuhan masyarakat akibatnya harga-harga semua akan naik," kata Razak kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin 23 Desember 2024.

"Memang setiap kebijakan pasti menuai pro dan kontra. Kalau kebijakan-kebijakan itu baik untuk negara kita, pemerintah berkomitmen melalui peningkatan rasio pajak, pertanyaannya apakah sebagai masyarakat kita dukung?" sambungnya.

Dampak selanjutnya, kata Razak, adalah pengurangan daya beli. Imbas dari kenaikan harga-harga masyarakat tentunya mengurangi daya beli. Hal itu berkaitan dengan roda perputaran ekonomi. Ketika harga-harga kebutuhan naik, masyarakat jadi semakin irit untuk membeli.

"Misalnya masyarakat akan membeli kebutuhan bulanan rumah tangganya dalam satu bulan sebesar Rp2 juta. Jadi dia mau tak mau akan membelikan dengan nominal yang sama bahkan mengurangi di samping kebutuhannya yang sebesar Rp2 juta itu, karena mereka akan menghemat konsumsi," terang Razak.

Selanjutnya di sektor UMKM juga akan berdampak. Pendapatan UMKM akan berkurang akibat kenaikan PPN.

Meski begitu, Razak meyakini, kenaikan PPN 12 persen tujuannya adalah untuk melaksanakan komitmen emerintah, yakni melaksanakan 8 asta cita.

"Kita mengetahui baru 2 bulan pemerintahan Prabowo-Gibran ini sudah menunjukkan gebrakan kinerjanya," kata Razak.

Gebrakan tersebut antara lain di sektor hukum seperti penanganan berbagai kasus korupsi yang mencapai ratusan triliun, pembenahan sumber daya manusia, swasembada pangan dan energi, pemberian makan gizi gratis, menaikkan gaji baik dari masyarakat buruh maupun guru-guru swasta, juga termasuk ingin menambal cicilan utang luar negeri yang kurang lebih Rp8.560,36 triliun/per Oktober 2024.

Razak melihat, kenaikan PPN 12 persen menuai pro dan kontra. Untuk itu, Razak meminta agar semua pihak tidak saling menyalahkan.

"Partai politik yang paling sok pahlawan terhadap kenaikan pajak ini, masyarakat menengah ke bawah yang paling merasakan akibatnya. Nah tentunya sebagai bagian dari masyarakat, saya lihat dari kacamata saya memang tujuan pemerintah ingin menaikkan pajak adalah bagian dari strategi pemerintah  melaksanakan komitmennya untuk Indonesia makmur, maju dan sejahtera," terang Razak.

Di samping itu, kata Razak, pemerintah juga harus memikirkan berbagai persoalan bangsa, dimulai dari masalah pengangguran, kemiskinan, kesejahteraan dan lain sebagainya. Angka pengangguran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun per Agustus 2024 mencapai 152 juta, kemiskinan 25 juta lebih.

Di samping menaikkan pajak 12 persen, pemerintah wajib memikirkan dampak-dampak ekonomi yang diakibatkan 12 persen tersebut, pemerintah harus mencari formulasi untuk permasalahan-permasalahan itu.

"Jadi kesimpulannya adalah pemerintah harus meninjau ulang kenaikan PPN 12 persen ini apabila gejolak sosial tidak ingin terjadi. Kalau memang terpaksa untuk NKRI, silakan naikkan!" pungkas Razak.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya