Berita

Diskusi panel tentang Puisi Esai Goes to Gen Z/Ist

Nusantara

Puisi Esai Jawab Kegelisahan Gen Z

SELASA, 17 DESEMBER 2024 | 18:36 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Gen Z dan Gen A adalah generasi baru yang dianggap sebagai penerus dalam mengembangkan puisi esai. Generasi sebelumnya sekarang sudah memasuki lansia. 

Sehingga merangkul Gen Z Dan Alpha menjadi hal penting untuk melanjutkan eksistensi Puisi Esai.

Demikian kesimpulan dari diskusi panel tentang Puisi Esai Goes to Gen Z. Para pembicara adalah Okky Madasari dari OM institute; Jonminofri Nazir, coach Puisi Esai untuk Gen Z dan Gol A Gong, duta baca Indonesia. Diskusi ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Puisi Esai Jakarta II, 13-14 Desember 2024.


Okky mengungkapkan Gen Z kendati sudah mengenal internet sejak lahir tapi mereka masih membaca buku. Gol A Gong juga berpendapat yang sama. Mereka bisa Menerima hal baru, dan cenderung lebih terbuka

Karena itu, Gen Z bisa menerima puisi esai. Mereka sejak dini dikenalkan bersaksi melalui puisi esai tentang hal-hal yang menggelisahkan dan masalah kemanusiaan yang mereka lihat dan rasakan. Hal demikian dikatakan oleh Penggagas puisi esai Denny JA, pada Festival Puisi Esai itu.

“Kami terus mencari jalan agar Generasi Z mencintai sastra, dan kami mengenalkan sastra kepada mereka melalui puisi esai,” kata Denny JA dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa, 17 Desember 2024.

Pengenalan pada produk sastra ini penting karena inilah pintu masuk bagi mereka untuk mengenal lebih jauh tentang sastra. Generasi sebelumnya harus proaktif membawa sastra ke dunia mereka yang tengah dilanda disrupsi oleh dunia digital.

Generasi Z  adalah mereka yang lahir tahun 1997 hingga 2010. Sejak lahir mereka sudah mengenal internet. Mereka lebih nyaman menerima informasi melalui gawai, HP dan tablet, dalam bentuk video singkat, media sosial, dan konten lain yang dapat mereka akses dengan cepat. 

Secara perlahan mereka mulai meninggalkan media cetak, walaupun masih membaca buku.

Kendati begitu, generasi Z tetap memiliki kepekaan terhadap ketidakadilan, perilaku diskriminatif terhadap kelompok minoritas, dan masalah kemanusiaan lainnya, seperti generasi sebelumnya. 

“Sebagai manusia mereka memiliki kepekaan terhadap masalah kemanusiaan. Hal seperti ini yang mengganggu dan menggelisahkan mereka sehingga mereka menulis puisi,” jelasnya.

Menurut Denny JA, usaha mengenalkan puisi esai kepada Gen Z juga  sudah membuahkan hasil. Tahun ini terbit 18 buku puisi esai yang ditulis oleh Gen Z dari Aceh hingga Papua. Setiap buku bersih 20 Puisi esai Yang ditulis  ditulis oleh 10 orang dari gen Z, kecuali dari Papua pesertanya 11 orang.  

“Masing-masing menulis dua judul puisi esai yang panjangnya hanya 500 kata. Sehingga total puisi esai dari Gen Z ini berjumlah 362 judul puisi esai. Mereka menyuarakan atau memberikan kesaksian terhadap apa yang menggelisahkan yang terjadi di sekitar mereka atau mereka baca dari media massa atau media online,” ungkapnya. 

Kegiatan ini menyenangkan bagi Gen Z. Hal ini dibuktikan beberapa Gen Z yang ikut program kakak asuh tahun lalu masih terus menulis puisi esai tanpa diminta.

Hal yang membuat jumlah Gen Z bertambah banyak menulis puisi esai adalah karena semua orang bisa ikutan menulis puisi esai. Tidak saja penyair atau orang yang terbiasa menulis. Bahkan orang yang baru belajar menulis pun bisa menulis puisi esai. 

Denny JA sering mengatakan, “Yang bukan penyair, boleh ambil bagian untuk menulis puisi esai.”

Tahun 2025 jumlah penulis puisi esai akan semakin banyak karena Komunitas Puisi Esai meluncurkan program “Puisi Esai Goes to Gen Z” sejak akhir tahun ini dan dilanjutkan tahun depan. Komunitas Puisi Esai mengirim seorang pelatih ke sekolah-sekolah atau komunitas untuk menulis puisi esai bersama. 

Festival Puisi Esai Jakarta ke-2 berlangsung di Taman Ismail Marzuki, tanggal 13 dan 14 Desember 2024. Tema festival ini adalah “Kesaksian Generasi Baru”. Peserta Festival datang dari Aceh hingga Papua. Termasuk 11 Gen Z yang dinobatkan sebagai Duta Puisi Esai di tempat mereka masing-masing.  Selain penyerahan Puisi Esai Award, pada festival ini diselenggarakan panel diskusi, pemutaran film puisi esai, dan pembacaan puisi esai mini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya