Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

AS Serang China Lagi, Tarif Impor Produk Solar Dinaikkan jadi 50 Persen

KAMIS, 12 DESEMBER 2024 | 14:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menjelang akhir masa pemerintahan Joe Biden, Amerika Serikat berniat menaikkan tarif impor wafer surya dan polisilikon Tiongkok dalam upaya terakhirnya untuk melindungi industri teknologi bersih negara itu dari pasokan asing yang murah.

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) mengatakan akan menaikkan tarif wafer surya dan polisilikon menjadi 50 persen, sementara bea masuk untuk produk tungsten dinaikkan menjadi 25 persen. Tarif tersebut akan berlaku pada 1 Januari 2025.

Tungsten digunakan dalam produk di berbagai industri termasuk kedirgantaraan dan pertahanan, serta bidang medis dan otomotif. USTR menegaskan bahwa ketergantungan pada Tiongkok untuk produk tungsten membahayakan keamanan nasional AS.

“Impor dari Tiongkok terus melemahkan produksi dalam negeri. Peningkatan tarif akan membuat produsen dalam negeri lebih kompetitif, yang akan meningkatkan daya ungkit Tiongkok untuk menghilangkan tindakan, kebijakan, dan praktik yang merugikan, serta mengurangi kerentanan terhadap tindakan, kebijakan, dan praktik yang merugikan tersebut,” demikian bunyi pemberitahuan USTR dalam Federal Register yang diterbitkan pada hari Rabu, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Kamis 12 Desember 2024.

Polisilikon dan wafer surya merupakan material utama yang digunakan dalam sel surya.

“Kenaikan tarif yang diumumkan hari ini akan semakin melemahkan kebijakan dan praktik merugikan oleh Republik Rakyat Tiongkok,” kata Perwakilan Dagang Amerika Serikat Katherine Tai. 

“Tindakan ini akan melengkapi investasi domestik yang dilakukan di bawah Pemerintahan Biden-Harris untuk mempromosikan ekonomi energi bersih, sekaligus meningkatkan ketahanan rantai pasokan yang penting," ujarnya.

Selain mengenakan pungutan pada barang-barang Tiongkok, Biden juga telah berinvestasi besar-besaran untuk mendukung teknologi energi bersih dan manufaktur semikonduktor negara tersebut melalui subsidi seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) dan Undang-Undang CHIPS.

Langkah terbaru ini didasarkan pada keputusan September lalu untuk mengenakan tarif 100 persen pada kendaraan listrik China dan tarif 25 persen pada baterai EV lithium-ion.

Pemerintahan Biden juga mengeluarkan tarif pada November lalu untuk impor panel surya dari Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand. Langkah tersebut menyusul kasus perdagangan yang menuduh produsen panel surya China yang memiliki pabrik di negara-negara Asia Tenggara menekan harga dengan melakukan dumping produk ke pasar.

Bea dumping oleh Departemen Perdagangan berkisar antara 21,31-271,2 persen, tergantung pada perusahaannya.

Pada tahun 2023, lebih dari 90 persen impor solar Amerika berasal dari hanya lima negara: Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan India, menurut data pemerintah.

Kenaikan tarif terbaru diperkirakan akan menyebabkan kemerosotan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, di tengah kekhawatiran AS tentang kelebihan kapasitas China dan membanjiri banyak negara dengan barang-barang murah.

Langkah tersebut dilakukan pada bulan-bulan terakhir pemerintahan Biden, yang juga telah mengeluarkan pembatasan ekspor dalam upaya untuk memperlambat kemampuan chip China, di tengah kekhawatiran seputar penerapan AI di militer.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Cuma Rebut 1 Gelar dari 4 Turnamen, Ini Catatan PBSI

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:37

Anggaran Dipangkas Belasan Triliun, Menag: Jangan Takut!

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:31

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03 Persen Sepanjang 2024

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:23

Aset Raib ID Food Ancam Asta Cita Prabowo

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:13

Persoalkan Penetapan Tersangka, Tim Hukum Hasto Ungkap Sprindik Bocor

Rabu, 05 Februari 2025 | 13:10

Setelah Identifikasi, Jasa Raharja Pastikan Salurkan Santunan Kecelakaan GTO Ciawi

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:59

Truk Pengangkut Galon Kecelakaan, Saham Induk Aqua Anjlok Merosot 1,65 Persen

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:57

Komisi V DPR Minta Polisi Investigasi Perusahaan Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:51

Partai Buruh Geruduk Kantor Bahlil Protes LPG 3 Kg Langka

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:41

DPR Siap Bikin Panja Imbas Laka Maut Truk Galon Aqua

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:30

Selengkapnya