Berita

Presiden AS, Joe Biden (Foto: telegraph.co.uk)

Bisnis

Kinerja Senior Jokowi Ditunggu, Rupiah Kembali Merah

RABU, 11 DESEMBER 2024 | 16:10 WIB | OLEH: ADE MULYANA

SIKAP menunggu dan kehati-hatian pelaku pasar membuat mata uang Asia kembali tertekan. Adalah rilis data inflasi terkini AS yang kali ini sangat dinantikan pelaku pasar. Otoritas AS akan merilis data inflasi pada Rabu malam nanti waktu Indonesia Barat, di mana pelaku pasar berharap besaran inflasi akan menyokong The Fed untuk melanjutkan penurunan suku bunga.

Untuk dicatat, rilis data inflasi AS kali ini, bersama dengan rilis data indeks harga produsen atau PPI pada Kamis besok, akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Fed dalam melanjutkan penurunan suku bunga. Rilis data kali ini sekaligus menjadi catatan penting bagi kinerja pemerintahan di bawah Presiden Joe Biden yang sempat di sebut Jokowi sebagai seniornya itu.

Penurunan suku bunga oleh The Fed, kini semakin diharapkan pelaku pasar yang pada akhirnya akan melemahkan Dolar AS yang akhir-akhir ini terus melonjak akibat sentimen Trump.

Namun sikap menunggu tersebut membuat gerak nilai tukar mata uang utama dunia terjebak dalam rentang terbatas yang kemudian menjalar di Asia. Pantauan menunjukkan, seluruh mata uang Asia yang bergulat di rentang terbatas dengan kecenderungan melemah di sepanjang sesi hari ini. Bahkan pada sesi perdagangan sore di Asia, seluruh mata uang Asia telah terjungkal di zona pelemahan.

Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, nilai tukar Rupee India menjadi satu-satunya mata uang Asia yang masih mampu bertahan di zona penguatan sangat tipis namun rentan untuk beralih ke zona pelemahan. Selebihnya mata uang Asia terseok di zona merah. Pelemahan terburuk terjadi pada Peso Filipina yang merosot hingga 0,43 persen.

Terkhusus pada Rupiah, hingga ulasan ini disunting, masih diperdagangkan di kisaran Rp15.910 per Dolar AS atau melemah 0,32 persen. Rupiah diyakini akan mampu berbalik menguat bila rilis data perekonomian AS kondusif bagi The Fed untuk melanjutkan penurunan suku bunga.


Terkhusus pada Rupiah, hingga ulasan ini disunting, masih diperdagangkan di kisaran Rp15.910 per Dolar AS atau melemah 0,32 persen. Rupiah diyakini akan mampu berbalik menguat bila rilis data perekonomian AS kondusif bagi The Fed untuk melanjutkan penurunan suku bunga.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya