Berita

Ilustrasi (Foto: orbitshub.com)

Bisnis

China Ganggu AADI Boy Thohir, IHSG Positif di 7.453

SELASA, 10 DESEMBER 2024 | 19:54 WIB | OLEH: ADE MULYANA

USAI mencetak kenaikan konsisten dalam hampir lima hari sesi perdagangan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat mulai kelelahan untuk terus menanjak. Rangkaian sentimen dari pasar global yang berpadu dengan suntikan sentimen domestik membuat IHSG menemukan momentum dalam merealisasikan potensi teknikal guna berbalik turun.

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan memperlihatkan, kinerja IHSG yang konsisten menjejak zona pelemahan moderat usai sempat menginjak zona penguatan tipis dalam waktu relatif singkat di pertengahan sesi pagi. Pelaku pasar di Jakarta terlihat masih membutuhkan suntikan sentimen positif baru untuk melanjutkan gerak positif IHSG.

Namun rangkaian sentimen dari global dan domestik yang tersedia justru jauh dari bersahabat. Laporan pertama datang dari China yang merilis kinerja perdagangan internasional nya untuk periode November lalu. Negeri dengan perekonomian terbesar Asia itu mengklaim pertumbuhan ekspirnya yang sebesar 6,7 persen atau relatif terpaut dari ekspektasi pasar di kisaran 8,5 persen. Sedangkan kinerja impor justru turun 3,9 persen atau jauh dari ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 0,3 persen.


Secara keseluruhan, kinerja neraca dagang China masih membukukan surplus jumbo di kisaran $97 milyar. Namun pelaku pasar menilai kinerja neraca dagang China kali ini semakin mengukuhkan prospek suram di tengah ancaman berkuasanya Trump di Gedung Putih beberapa pekan ke depan.

Sementara pada sesi perdagangan sebelumnya, seluruh indeks Wall Street tercatat berakhir merah dengan merosot signifikan, hingga menambah beban bagi pelaku pasar. Sikap optimis akhirnya sulit bertahan, dan tekanan jual mulai mencoba mewarnai jalannya sesi perdagangan hari kedua pekan ini di sebagian bursa Asia, Selasa 10 Desember 2024.

Beruntungnya, pesimisme yang sedang hinggap masih rentan untuk menghantarkan tekanan jual agresif, terlebih pada sesi perdagangan sore, tekanan jual terkesan mereda. Hingga sesi perdagangan berakhir, Indeks Nikkei (Jepang) mampu menutup positif dengan naik 0,53 persen di 39.367,58, sedangkan Indeks KOSPI (Korea Selatan) berbalik melonjak tajam 2,43 persen di 2.417,84, dan indeks ASX200 (Australia) melemah moderat 0,36 persen di 8.393,0.

Laporan juga menyebutkan, rilis Indeks keyakinan bisnis di Australia yang turun hingga berada di kisaran -3 membuat pelaku pasar di negeri Kanguru itu yang jatuh dalam pesimisme. Sedangkan lonjakan tajam pada indeks KOSPI lebih dilatari respon teknikal usai mengalami keruntuhan brutal beberapa hari sebelumnya akibat sentimen gejolak politik yang masih berlanjut.

Kinerja indeks di Asia yang cenderung kurang menguntungkan tersebut kemudian menjadi bekal keraguan bagi sesi perdagangan di Jakarta. Sentimen ini kemudian berpadu dengan sentimen domestik dari rilis data penjualan ritel. Laporan menyebutkan, pertumbuhan penjualan ritel yang hanya mencapai 1,5 persen alias lebih rendah ketimbang periode sebelumnya yang sebesar 4,8 persen.

Investor akhirnya cenderung melakukan aksi profit taking dalam taraf terbatas, terlebih usai IHSG mengalami kenaikan secara beruntun dalam hampir lima hari sesi perdagangan terakhir. IHSG kemudian mampu mengakhiri sesi perdagangan dengan menguat moderat 0,21 persen di 7.453,28.

Pantauan lebih jauh memperlihatkan, gerak harga saham AADI yang masih mampu mencetak kenaikan lanjutan. Saham AADI yang berada dalam kendali juragan tajir Boy Thohir ini tercatat menutup sesi di Rp10.275 atau melonjak tajam 7,59 persen setelah sempat menjejak posisi termahalnya di kisaran Rp11.375. 

Lonjakan AADI kali ini terkesan mulai reda setelah dalam dua hari sesi sebelumnya melambung fantastis di titik tertinggi nya di hampir kisaran 20 persen atau auto reject atas. Momentum serangan sentimen suram dari kinerja neraca dagang China seakan menjadi gangguan bagi lonjakan fantastis AADI.

Pantauan juga menunjukkan, kinerja saham unggulan yang terlihat masih cenderung bertahan positif. Sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan kembali mampu mencetak penguatan, diantaranya: BBNI, PTBA, UNVR, TLKM serta ADRO. Sedang saham unggulan lain kembali turun seperti: BBRI, BMRI, ICBP, UNTR, INDF, JPFA, PGAS dan ISAT.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya