Presiden Suriah, Bashar Al-Assad/Net
Serangan empat hari yang mengejutkan di timur laut Suriah telah menyebabkan wilayah yang dikuasai oleh rezim Presiden Bashar Al-Assad sejak 2016 direbut kembali oleh kelompok-kelompok militer anti-pemerintah.
Dalam pernyataan yang dirilis media pemerintah, Presiden Suriah itu berjanji untuk menghancurkan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
"Teroris hanya tahu bahasa kekerasan dan dengan bahasa itulah kami akan menghancurkan mereka," tegas Al-Assad, seperti dimuat
Reuters pada Senin, 2 Desember 2024.
Al-Assad memerintahkan peluncurkan jet tempur, dibantu pesawat pengebom milik sekutunya Rusia, untuk menyerang benteng pemberontak di Idlib, menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk dua anak-anak pada Sabtu, 29 November 2024.
Meski sempat mundur dari Aleppo setelah bandara internasionalnya dikuasai HTS pada Minggu, 1 Desember 2024, tetapi pasukan pemerintah Suriah berhasil melancarkan serangan balik untuk mencegah pemberontak merebut kota besar lainnya di jalan raya utama menuju ibu kota Damaskus.
Di Aleppo, komandan pemberontak Kolonel Hassan Abdulghani mengatakan bahwa para pejuangnya terus memperoleh kemenangan melawan pasukan Assad, meskipun pemerintah melakukan serangan balik.
"Ada 65 tentara Suriah telah ditawan di Aleppo timur, dan para pemberontak telah maju ke pedesaan Idlib," ungkapnya.
Para pemberontak mengumumkan mereka akan terus maju ke Damaskus, tetapi kehidupan di ibu kota Suriah itu dilaporkan masih normal tanpa tanda-tanda kepanikan.
Namun, di Aleppo tenggara, jalan utama keluar kota macet karena orang-orang melarikan diri dari pertempuran, dan stasiun pengisian bahan bakar di daerah tersebut kekurangan bahan bakar.