Berita

Ilustrasi/Ist

Bisnis

Rencana Kebijakan Trump Bikin Pertumbuhan Ekspor Korsel Anjlok ke Level Terendah

SENIN, 02 DESEMBER 2024 | 10:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Melemahnya pengiriman ke Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok serta kebijakan tarif calon penguasa baru Gedung Putih telah menyebabkan ekspor Korea Selatan (Korsel) melambat hingga ke level terendah selama 14 bulan pada November 2024.

Data perdagangan yang dirilis Minggu,1 Desember 2024, Waktu setempat,  menunjukkan ekspor dari negara ekonomi terbesar keempat di Asia itu hanya naik 1,4 persen pada November, setelah kenaikan 4,6 persen pada  Oktober, menjadi 56,35 miliar Dolar AS.

Dikutip dari Nikkei Asia, Senin 2 Desember 2024, pengiriman Korsel ke AS turun 5,1 persen, penurunan pertama sejak Juli 2023, sementara pengiriman ke Tiongkok turun 0,6 persen, setelah delapan bulan berturut-turut mengalami kenaikan. Ekspor ke Uni Eropa naik 0,9 persen.

Penjualan semikonduktor naik 30,8 persen, menandakan pertumbuhan terlemah dalam 11 bulan.  Sementara penjualan mobil turun 13,6 persen, dan ini menjadi penurunan terbesar sejak Juni 2020, akibat pemogokan di produsen suku cadang mobil besar dan penundaan pengiriman di tengah cuaca buruk.

Itu adalah bulan ke-14 berturut-turut ekspor naik dalam hal tahunan tetapi tingkat paling lambat untuk urutan tersebut. Ini meleset dari perkiraan rata-rata kenaikan 2,8 persen yang diunggulkan dalam jajak pendapat ekonom Reuters.

Impor turun 2,4 persen menjadi 50,74 miliar Dolar AS, berbanding terbalik dengan kenaikan 1,7 persen pada bulan sebelumnya. Itu adalah penurunan pertama dalam lima bulan.

Negara itu membukukan surplus perdagangan sebesar 5,61 miliar Dolar AS pada bulan November, lebih besar dari surplus 3,15 miliar Dolar AS pada bulan Oktober.

Bulan lalu, Presiden terpilih AS Donald Trump berjanji untuk mengenakan tarif 25 persen atas impor dari Kanada dan Meksiko, yang diperkirakan juga akan memengaruhi perusahaan Korsel.

Selain itu, Trump juga mengumumkan tarif tambahan 10 persen terhadap Tiongkok, mitra dagang terbesar Korea Selatan. 

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya