Berita

Sudirman Said pada channel Hersubeno Poin/Repro

Politik

Sudirman Said: Bahaya Jika PMI Dipolitisasi

MINGGU, 01 DESEMBER 2024 | 20:42 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Sebagai salah satu organisasi kemanusiaan, maka Palang Merah Indonesia (PMI) akan kehilangan tujuan jika dicampuri dengan urusan politik. 

Begitu salah satu poin yang disampaikan mantan Sekjen PMI, Sudirman Said dalam perbincangan dengan jurnalis senior, Hersubeno Arif di akun Hersubeno Poin, Minggu 1 Desember 2024, membahas isu adanya upaya organisasi yang menamakan diri Komite Donor Darah Indonesia yang memobilisasi pengurus PMI daerah untuk memilih Agung Laksono pada Musyawaran Nasional (Munas) PMI yang digelar Desember 2024 ini.

Ia mengkhawatirkan, cara politis dengan mempertontonkan perebutan kekuasaan akan membuat PMI diisi orang-orang yang memiliki kepentingan politis sehingga misi utama PMI yakni misi kemanusiaan akan tersingkirkan.

“Urusan utama PMI itu adalah melayani, ada bencana bangun subuh ke lapangan. Nanti kalau ada motif bukan melayani, jangan-jangan suasan PMI jadi berubah,” katanya pada berbincangan 

Sudirman Said mencontohkan, PMI memiliki satu aturan main yang disebut Golden Rule dimana 6 hingga 8 jam setelah bencana anggota PMI harus sudah ada di lapangan. Ini dengan estimasi dalam durasi waktu tersebut masih ada peluang menyelamatkan korban.

“Kalau ada politisasi, suasaan kerelaan, suasana volunterism itu bisa jadi berubah menjadi suasana memanfaatkan. Itu sangat berbahaya,” ungkapnya.

Hersu sendiri menilai bahwa politisasi PMI memang menjadi hal yang menguntungkan, sebab mereka akan selalu hadir pada setiap kejadian bencana dan melakukan aktivitas kemanusian. Namun, hal itulah yang menurut Sudirman Said harus dicegah.

“Maka untuk mencegah itu, ada aturan ketik aseseorang menjadi kandidat, itu harus mundur atau mundur dari PMI. Kita pernah memberi sanksi bahkan pemecatan orang-orang yang dia kampanye jadi kepala daerah dengan menggunakan simbol PMI, langsung kita tegur dan kita berhentikan. Karena disamping ada kode etik kita juga ada perjanjian internasional, kita diperhatikan dunia,” pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya