Berita

Presiden terpilih AS, Donald Trump/Net

Bisnis

Trump Habisi China, Dolar AS Dekati Rp16.000

SELASA, 26 NOVEMBER 2024 | 16:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kebijakan anti-China nampaknya akan semakin keras dalam pemerintahan Trump jilid II di Gedung Putih.

Laporan yang beredar menyebutkan, niatan Trump untuk mengenakan tarif masuk tambahan atas produk asal China sebesar 10 persen. Langkah keras ini tentu akan sulit mendapatkan tentangan dari kalangan parlemen AS.

Rencana Trump ini sekaligus menghadirkan ancaman bagi pemerintahan Xi Jinping yang sedang berupaya keras menangani melambatnya perekonomian terbesar di Asia itu.

Untuk dicatat, perekonomian China yang dalam beberapa tahun terakhir telah memperlihatkan kelesuan yang serius, dan ancaman langkah Trump akan semakin mempersulit atau bahkan menghabisi upaya pemerintahan Xi Jinping dalam membangkitkan perekonomian.

Laporan juga menyebutkan, Trump yang bersiap mengenakan tarif masuk sebesar 25 persen atas produk asal Kanada dan Mexico. Kabar keras ini dengan mudah memantik kepanikan di pasar uang global. Laporan menunjukkan, nilai tukar seluruh mata uang utama dunia yang berguguran menyusul kabar dari Trump tersebut.

Terlebih pada mata uang Dolar Kanada dan Yuan China serta Peso Meksiko. Pelemahan Dolar Kanada terpantau sangat menonjol hingga mencetak kisaran 1,4 persen, sedangkan Peso Meksiko dan Yuan China merosot masing-masing 1,8 persen dan 0,26 persen.

Situasi semakin suram dengan kepanikan yang menjalar pada mata uang utama dunia lainnya, meski cenderung dalam rentang lebih terbatas.

Sentimen kepanikan kemudian menyambar hampir ke seluruh mata uang Asia dalam menjalani sesi perdagangan Selasa 26 November 2024. Tak terkecuali dengan Rupiah, kemerosotan akhirnya sulit dihindarkan untuk sekaligus semakin dekat dengan level psikologis nya di kisaran Rp16.000 per Dolar AS.

Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp15.924 per Dolar AS atau melemah 0,38 persen. Kemerosotan Rupiah kali ini terlihat seirama dengan dua mata uang ASEAN lainnya, Baht Thailand dan Ringgit Malaysia yang masing-masing melemah 0,55 persen dan 0,38 persen.

Pantauan juga memperlihatkan, mata uang Asia yang hingga sore ini hanya menyisakan Dolar Hong Kong yang mampu bertahan di zona penguatan sangat tipis serta rentan untuk beralih ke zona pelemahan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya