Berita

Pengamat politik dan pemerintahan FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah/Ist

Politik

Banyak Kejanggalan, Kasus Tom Lembong Dinilai Bagian dari Agenda Politik

SELASA, 26 NOVEMBER 2024 | 13:31 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kasus dugaan korupsi impor gula oleh mantan Menteri Perdagangan 2015-2016 Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong dinilai sebagai bagian dari agenda politik.

Hal itu disampaikan pengamat politik dan pemerintahan dari FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah saat menyoroti persidangan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) selama ini.

"Tampaknya kasus ini bagian dari agenda politik karena banyak hal janggal yang diungkap di proses persidangan. Mulai dari tidak ada transparansi alat bukti, tidak diberikannya hak memilih kuasa hukum sendiri hingga keterangan saksi ahli Kejagung (Kejaksaan Agung) yang sama persis seperti mencontek satu sama lain tampak seperti sudah diarahkan," kata Insan kepada RMOL, Selasa, 26 November 2024. 

Ia menilai tidak dihiraukannya audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) oleh Kejagung juga merupakan kejanggalan, padahal BPK merupakan lembaga berwenang yang diatur oleh Undang-Undang Dasar. 

"Kejagung memaksakan bahwa audit BPKP jadi alat bukti sedangkan prosesnya juga baru dilakukan setelah penetapan tersangka,” tegasnya.

Menurut insan, peran sentral Tom Lembong di Pilpres 2024 lalu membuat pihak yang ingin berkuasa di 2029 khawatir. 

“Terlebih, Tom memiliki koneksi internasional termasuk dengan sumber-sumber keuangan yang dapat membiayai politik,” ungkapnya. 

Insan mengendus pihak-pihak yang mendalangi kriminalisasi Tom Lembong. Ia menduga pihak tersebut pernah memegang tampuk kekuasaan.g strategis di lembaga-lembaga penegakan hukum negeri ini.

"Saya rasa kita bisa menduga siapa yang berada di balik kriminalisasi ini. Mereka tidak sedang berkuasa sepenuhnya, namun pernah berkuasa dan masih memiliki orang-orang yang duduk di posisi penting lembaga penegakan hukum. Apabila mereka dibiarkan maka dapat merusak demokrasi kita yang dalam beberapa tahun ini terus menurun," pungkas Insan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya