Berita

Presiden Ferdinand Marcos Jr dan Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte/Net

Dunia

Cuma di Filipina, Wapres Ancam Bunuh Presiden Secara Terbuka

MINGGU, 24 NOVEMBER 2024 | 10:18 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte mengaku telah menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr., istrinya, dan ketua DPR.

Dalam sebuah konferensi pers hari Sabtu waktu setempat, 23 November 2024, Sara yang marah mencap Marcos tidak kompeten sebagai presiden dan pembohong sama seperti istri dan ketua DPR.

Ancaman terbuka itu disampaikan Sarah, didorong oleh kemarahan dan ketakutannya karena ada informasi bahwa ia juga menjadi target yang akan dibunuh.

"Jangan khawatir tentang keamanan saya karena saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya berkata jika saya terbunuh, Anda akan membunuh Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Tidak bercanda, tidak bercanda," tegasnya, seperti dimuat CBS News.

Berdasarkan hukum pidana Filipina, pernyataan publik semacam itu dapat merupakan kejahatan berupa ancaman untuk melakukan kesalahan pada seseorang atau keluarganya dan dapat dihukum dengan hukuman penjara dan denda.

Sara adalah putri dari pendahulu Marcos, Rodrigo Duterte, yang terjerat kasus dugaan kejahatan membunuh ribuan tersangka narkoba kelas teri selama kampanye anti narkoba di masanya.

Marcos mencalonkan diri bersama Sara sebagai calon wakil presidennya dalam pemilihan umum Mei 2022 dan keduanya menang telak dalam kampanye yang menyerukan persatuan nasional.

Namun, kedua pemimpin dan kubu mereka dengan cepat berselisih pendapat karena perbedaan utama, termasuk dalam pendekatan mereka terhadap tindakan agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Sara mengundurkan diri dari Kabinet Marcos pada bulan Juni sebagai menteri pendidikan dan kepala badan antipemberontakan.

Sama seperti ayahnya, Sara juga menjadi pengkritik vokal Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, sekutu dan sepupu presiden, menuduh mereka melakukan korupsi, inkompetensi, dan secara politik menganiaya keluarga Duterte dan para pendukung dekatnya.

Kecaman terbarunya dipicu oleh keputusan anggota DPR yang bersekutu dengan Romualdez dan Marcos untuk menahan kepala stafnya, Zuleika Lopez, yang dituduh menghambat penyelidikan kongres atas kemungkinan penyalahgunaan anggarannya sebagai wakil presiden dan sekretaris pendidikan.

Lopez kemudian dipindahkan ke rumah sakit setelah jatuh sakit dan menangis ketika mendengar rencana untuk mengurungnya sementara di penjara wanita.

Komando Keamanan Presiden segera meningkatkan keamanan Marcos dan mengatakan bahwa mereka menganggap ancaman wakil presiden, yang diucapkan dengan terang-terangan di depan umum, sebagai masalah keamanan nasional.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya