Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Komoditas Kelapa Sawit Dominasi Kinerja Perekonomian RI Dua Dekade Terakhir

JUMAT, 22 NOVEMBER 2024 | 10:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Industri pengolahan sawit sejauh ini mampu menggerakkan aktivitas produktif kegiatan usaha, khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan, hal itu juga turut menjaga kedaulatan ekonomi khususnya terkait substitusi impor dan teritorial di perbatasan negara. 

Minyak sawit telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, non-pangan, hingga bahan bakar terbarukan, bahkan juga menjadi komoditas ekspor unggulan untuk menambah devisa negara dari produk yang bernilai tambah tinggi.

"Kontribusi komoditas kelapa sawit mendominasi kinerja perekonomian Indonesia selama dua dekade terakhir," jelas Putu di Jakarta, dikutip Jumat 22 November 2024..

Industri pengolahan tersebut telah menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan di timur Indonesia.

"Penumbuhan pusat baru industri berbasis sawit di luar Jawa, yang sudah ada saat ini antara lain di Dumai-Riau, Sei Mangkei-Sumut, Tarjun-Kalsel, Kotawaringin Barat-Kalteng, Bitung-Sulut, dan Balikpapan-Kaltim. Ini juga artinya menumbuhkan aglomerasi atau kawasan industri baru berbasis sawit," terangnya. 

Kemenperin mencatat, ragam jenis produk hilir sawit semakin meningkat signifikan, di mana para 2010 hanya terdapat 54 jenis diversifikasi sawit, kini meningkat menjadi 193 jenis pada 2023.

Begitu juga dengan rasio ekspor bahan baku dan produk hilir sawit yang ikut melonjak. Pada 2010 rasionya hanya sebesar 40 persen bahan baku dan 60 persen produk hilir sawit. Kemudian meningkat, masing-masing sebesar 7 persen dan 93 persen di tahun 2023.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya