Tangkapan layar Dubes Indonesia untuk Kerajaan Spanyol, Muhammad Najib/RMOL
Dubes Indonesia untuk Kerajaan Spanyol, Muhammad Najib menyerukan kepada seluruh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara untuk menggelar suatu kegiatan yang memajukan bangsa Indonesia di dunia internasional.
Dubes Najib mendorong agar PCIM bisa menjadi inisiator untuk mengonsolidasi dan memobilisasi diaspora Indonesia di seluruh dunia.
“Kalau kita bandingkan dengan diaspora China, diaspora India dan untuk kawasan Eropa ini kalau kita mau berbicara negara Muslim, baru Turki yang nampak jelas mereka bukan saja bisa memberikan kontribusi dalam artian ekonomi, tetapi juga mereka adalah aktor-aktor bagaimana transfer teknologi yang sangat menentukan masa depan kita, baik politik, ekonomi, juga militer,” kata Dubes Najib dikutip dari kanal Youtube
WISMA DUTA RI MADRID, Selasa, 19 November 2024.
Oleh karena itu, ia berharap agar acara ke depan bisa diadakan di Spanyol, misalnya di Granada, Sevilla atau Cordova.
“Saya mengenal sejumlah tokoh Muslim di situ yang saya kira siap untuk membantu dan berkolaborasi, juga sejumlah dosen di beberapa kawasan yang kita kenal dengan Andalusia. Dengan mengadakan acara di sana tidak saja menambah daya tarik bagi tamu-tamu kita, karena mereka bisa melihat dari dekat warisan Islam di tiga kota yang sampai saat ini masih bisa kita banggakan yakni Sevilla, Cordova dan Granada,” jelasnya.
Dubes Najib berharap dengan dihelatnya di kota-kota bersejarah itu maka, umat muslim bisa mengambil inspirasi dalam menghadapi tantangan dunia yang penuh dengan ketidakpastian.
Mantan Anggota DPR Fraksi PAN itu mengurai geopolitik saat ini yang mengarah kepada multipolar usai Perang Dunia II dan Perang Dingin. Dunia mengalami banyak pergeseran kekuatan ekonomi politik yang bukan bertumpu lagi pada Amerika Serikat (AS).
“Ini ditandai dengan kekalahan Amerika dan sekutunya di Afghanistan melawan Taliban. Dan pada saat yang bersamaan negara-negara seperti China, Rusia, India, itu muncul sebagai kekuatan baru yang juga sering disebut dengan
global false,” ungkapnya.
“Mereka sudah mulai berhimpun di apa yang kita kenal dengan BRICS. Nah, Uni Eropa secara pelan-pelan, walaupun tidak mudah, berusaha untuk melepaskan diri dari keterikatannya kepada Amerika. Mereka bisa dan berusaha menjadi kekuatan baru, khususnya di bidang ekonomi maupun politik,” beber lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut.
Di lain sisi, ia mendorong ASEAN sebagai kekuatan baru yang harus diperhitungkan dunia.
“Karena itu kita harus sadar kalau melihat ASEAN, maka secara geografis maupun secara demografis, Indonesia itu hampir 50 persen dari kekuatan ASEAN. Begitu juga dalam
size ekonominya,” tambah Dubes Najib.
Ia menyatakan Indonesia di bawah pimpinan Prabowo tengah berperan aktif mengambil peran menentukan masa depan dunia.
“Kalau berbicara tentang
civil society di Indonesia, maka orang bukan saja tidak bisa mengabaikan Muhammadiyah, tapi harus kita katakan bahwa Muhammadiyah salah satu
civil society, bukan saja besar secara kuantitas, tapi juga memiliki kualitas, karena Muhammadiyah atau Persyarikatan Muhammadiyah sangat
well organized,” ungkap dia.
“Untuk mengimbangi apa yang sekarang dilakukan oleh pemerintah, Muhammadiyah harus menjadi
pioneer,” imbuhnya.
Dubes Najib juga berharap agar seruan ini mendapat respons dari Menteri Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti.
“Perlu saya ingatkan bagi kita semua, ini merupakan sarana ibadah dan lahan amal soleh yang sangat luas. Tapi juga sekaligus harus kita katakan ini juga sebagai bagian dari bentuk pengabdian kita pada bangsa dan negara yang insya Allah semuanya akan menjadi bagian dari amal jariah kita,” pungkasnya.