Berita

Direktur Utama Perumda Sarana Jaya, Andira Reoputra/Net

Bisnis

Jurus Andira Reoputra, Bikin Sarana Jaya dari Buntung jadi Untung

MINGGU, 17 NOVEMBER 2024 | 01:15 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Setelah resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Perumda Sarana Jaya, Andira Reoputra langsung membuktikan kapasitasnya mempimpin perusahaan daerah kebanggan DKI Jakarta. 

Saat awal masuk pada Agustus 2023, keuangan perusahaan bersejarah milik Jakarta ini minus alias rugi Rp 98 miliar. Namun berkat tangan dingin pria berusia 39 tahun ini perusahaan menjadi untung alias positif Rp 30 miliar. 

Lulusan Master of Arts in Urban and Regional Planning, School of Urban and Regional Planning, University of the Philippines ini membagikan jurus bagaimana membuat perusahaan daerah milik Jakarta itu bisa untung tanpa menjual aset. 

“Ada aset inbreng dari pemerintah yang tidak bisa sembarang dijual tanpa persetujuan gubernur dan dewan perwakilan rakyat daerah,” kata Andira Reoputra kepada redaksi RMOL, di kawasan Jakarta Selatan, Jumat sore (15/11). 

“Walaupun jika aset itu equity (milik) perusahaan, boleh-boleh saja sebagai aksi korporasi. Apalagi perusahaan sedang bertumbuh. Tapi saya tidak (menjual aset),” tegas Andira. 

Andira lebih memilih memperbaiki internal lebih dulu. Banyak perubahan yang ia lakukan sehingga membawa Sarana Jaya jadi perusahaan yang untung. Misalnya melakukan perampingan divisi yang tadinya sebanyak 24 menjadi hanya 14 divisi. 

“Dari 24 jadi 14 divisi. Karena saya mau perform,” ujar dia. 

Kemudian ia menempatkan sejumlah kepala divisi yang profesional di bidangnya bukan dari internal Sarana Jaya. Ini dimaksudkan agar bisnis perusahaan berkembang dan pihak internal dapat belajar. 

Di sisi lain, jebolan jurusan perencanaan wilayah dan kota, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang itu juga melakukan pembenahan kepada uang tunjangan-tunjangan yang didapat dalam upaya efisiensi. 

“Jadi karyawan ini dapat 4. Gaji pokok, tunjangan jabatan, opersional dan transportasi. Masa ada operasional dan transportasi. Itu dari tahun 2016,” bebernya. 

“Akhirnya jadi temuan BPK. Makanya saya bilang keseluruh jajaran, mau seperti ini lagi atau saya atur,” sambungnya. 

Dari berbagai macam pembenahan internal dan efisiensi, Andira juga melakukan akselerasi bisnis dengan melakukan kajian ulang. 

“Saya tinjau satu-satu, saya baca. Ternyata bleeding semua,” kata Andira. 

Misalnya sewa menyewa aset yang dimiliki Sarana Jaya mulai dari kantor Pusat hingga  kios pedagang di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang. 

Yang akhirnya ditinjau ulang karena selama enam tahun Sarana Jaya belum pernah menaikkan biaya sewa. Hal itu, kata Andira menjadi perhatian manajemen di bawah komandonya. “Itu sewanya hanya Rp 500 ribu (yang tertulis). Oktober 2023 saya naikkan Rp 800 ribu. Lalu saya rapatkan lagi di November naikkan. Kenaikkan dengan perhitungan yang sudah dikaji secara internal,” ujar dia. “Untuk per Januari 2024 naik Rp 1,4 juta. Dan sekarang dikaji harga Rp 1,3 juta agar bisa memberikan dampak positif kepada UMKM di Tanah Abang,” sambung Andira menjelaskan. Dari kerjasama aset, kata Andira, per Januari 2024 saja Sarana Jaya telah mendapat kontrak senilai Rp 40 miliar. Tidak hanya itu, Perumda Sarana Jaya berhasil mengambil aset miliknya yakni Novotel Cikini. 

“Dalam pengelolaan omzet Rp 9 miliar perbulan,” ujar dia. 

Dalam perjalanannya memimpin Sarana Jaya, hingga saat ini Andira telah berhasil mengkonsolidasikan aset milik Sarana Jaya yang jumlahnya mencapai Rp 6,5 triliun. 

Dan mengembangkan Facility Management yang berfungsi untuk pengelolaan bangunan yang efisien dan efektif melalui IT Smart Building. Oleh karena itulah Sarana Jaya hadir sebagai BUMD pertama di Jakarta yang menerapkan standar ISO 55001:2014 terkait Sistem Manajemen Aset.

“Itu untuk menjaga aset sebesar hampir Rp 7 triliun,” bebernya. 

Dalam rangka mendiversifikasi lini bisnis properti, Sarana Jaya juga mulai berinovasi dengan mengeluarkan produk cat bernama Warna Jaya Paint Ke depan, Sarana Jaya juga akan melebarkan sayapnya tidak hanya mengembangkan properti secara fisik, tetapi juga mengelola bangunan.




Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya