Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Permintaan Melemah, Harga Minyak Anjlok Dua Persen

SABTU, 16 NOVEMBER 2024 | 08:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak terjun lebih dari 2 persen, yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan dari China. 

Potensi melambatnya laju pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS disinyalir juga menjadi penyebab harga minyak jatuh.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 1,52 Dolar AS atau 2,09 persen, menjadi 71,04 Dolar AS per barel pada Jumat 15 November 2025 atau Sabtu pagi WIB.


Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,68 Dolar AS atau 2,45 persen, menjadi 67,02 Dolar AS.

Selama seminggu, Brent turun sekitar 4 persen, sementara WTI turun sekitar 5 persen.

Turunnya harga terjadi seiring melemahnya permintaan dari Tiongkok yang menambah kekhawatiran investor terhadap kesehatan ekonomi importir minyak mentah terbesar di dunia tersebut.

"Hambatan dari Tiongkok masih ada, dan stimulus apa pun yang mereka ajukan dapat dirusak oleh putaran tarif baru oleh pemerintahan Trump," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Presiden terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif pada impor Tiongkok melebihi 60 persen, jauh lebih tinggi daripada yang dikenakan selama masa jabatan pertamanya.

Ekonom Goldman Sachs Research telah sedikit menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk Tiongkok pada tahun 2025, menyusul ekspektasi kenaikan tarif yang signifikan di bawah Trump.

"Namun, kami kemungkinan akan melakukan penurunan peringkat yang lebih besar jika perang dagang semakin meningkat," kata kepala ekonom Goldman Sachs Research, Jan Hatzius dalam sebuah catatan.

Harga minyak juga turun minggu ini karena para peramal utama mengindikasikan melambatnya pertumbuhan permintaan global.

"Permintaan minyak global semakin melemah," kata Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol pada Jumat di pertemuan puncak COP29.

"Kita telah melihat hal ini selama beberapa waktu dan hal ini terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan meningkatnya penetrasi mobil listrik di seluruh dunia," ujarnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya