Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop), Ferry Juliantono, pada acara sosial Berbagi Bersama Membangun Negeri, yang diselenggarakan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, di Yogyakarta, Kamis 14 November 2024/Istimewa
Program Sociopreneur Koperasi yang sukses dijalankan Koperasi Syariah BMT Beringharjo bisa diterapkan atau dijadikan percontohan bagi pengembangan koperasi di wilayah lain.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono pada acara sosial "Berbagi Bersama Membangun Negeri", yang diselenggarakan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, di Yogyakarta, Kamis 14 November 2024.
"Saya mengapresiasi kepada segenap jajaran Koperasi BMT Beringharjo, yang telah mengupayakan beberapa program sociopreneur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan rolemodel berdikari," ucap Wamenkop.
Program sociopreneur tersebut di antaranya Jogjinawi, sebuah program untuk membantu petani dalam mendapatkan harga jual gabah yang layak dan menguntungkan.
Lalu, ada program Simbah Harjo yang segmennya usaha angkringan berupa bantuan produktif berdikari, dengan target mengubah nasib penerima (mustahik) menjadi pemberi (muzaki).
Di samping itu, ada program Depo Simbah Harjo yang merupakan sebuah program pemberdayaan dana zakat, infaq, hingga CSR dengan mendirikan unit usaha yang berorientasi 80 persen keuntungannya diserahkan kembali kepada para pedagang angkringan Simbah Harjo.
Menurut Ferry, penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM yang kemudian dikembangkan BMT Beringharjo di Pasar Beringharjo sudah menjadi sebuah ekosistem yang bagus dan punya nilai keekonomian.
"Langkah ini bagus untuk turut mensukseskan program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional," kata Ferry.
Dalam kesempatan ini, Ferry mengakui kiprah dan keberhasilan LPDB-KUMKM, khususnya Direktorat Pembiayaan Syariah, dalam perkuatan permodalan BMT Beringharjo bagi para pedagang di Pasar Beringharjo, dengan perputaran pembiayaan sudah mencapai Rp30 miliar.
"Saya pastikan akan ada tambahan dana bergulir sebesar Rp15 miliar lagi untuk para pedagang Pasar Beringharjo," ucap Wamenkop.
Bahkan, BMT Beringharjo sudah memiliki beras sendiri dengan menampung gabah hasil panen dari petani. Nantinya, bisa juga produk sayuran dan lainnya dari Pasar Beringharjo yang diproses sebagai makanan siap saji untuk siswa dan santri-santri di pesantren.
"Saya berharap para pedagang pasar dan BMT Beringharjo dapat berperan aktif dalam program Makan Bergizi Gratis," kata Ferry.
Dia juga mengapresiasi, uang yang digulirkan ini dapat dikembangkan oleh BMT Beringharjo untuk kegiatan sosial bagi kalangan tukang becak di lingkungan pasar, para buruh gendong, anak-anak yatim piatu, dan kegiatan sosial lainnya.
"Ini bisa dijadikan sebagai contoh betapa efektif dan pembiayaan dari LPDB-KUMKM, khususnya pembiayaan syariah. Kemenkop akan terus mendukung sepenuhnya pengembangan kegiatan ekonomi syariah melalui koperasi syariah," tutur Ferry.
Wamenkop juga menyoroti aspek kebersihan, kerapihan, hingga kenyamanan di Pasar Beringharjo sudah sangat luar biasa. Di lokasi ini ada sekitar 2.000 pedagang pasar yang menerima manfaat dari dana bergulir LPDB-KUMKM.
"Model bisnis, sistem keuangan, hingga pengelolaan pasar seperti ini bisa diterapkan di pasar-pasar tradisional yang lain," ucap Ferry, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).