Berita

Forum bertajuk "Unlocking Sustainable Growth: Green Financing for Palm Oil Companies in Indonesia"/RMOL

Bisnis

Bappenas: Pendanaan jadi Kendala Capai SDGs Indonesia

KAMIS, 07 NOVEMBER 2024 | 16:27 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Tantangan pendanaan masih menjadi salah satu kendala besar bagi Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan mencapai target pembangunan berkelanjutan (SDGs). 

Manajer SDGs Pilar Pembangunan Ekonomi dari Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Setyo Budiantoro, mengungkapkan bahwa kebutuhan pendanaan untuk SDGs di Indonesia selama periode 2021-2030 mencapai sekitar Rp122 ribu triliun.

“Salah satu tantangan utama dalam pencapaian SDGs itu masalah pendanaan karena total kebutuhan pencapaian SDGs Indonesia sekitar Rp122 ribu triliun dengan gap pembiayaan mencapai Rp24 ribu triliun,” katanya dalam Sustainability Meet Up #10 "Unlocking Sustainable Growth: Green Financing for Palm Oil Companies in Indonesia" di Universitas Trisakti pada 5 November 2024.

Dalam konteks pengembangan industri kelapa sawit, misalnya, inklusi petani kecil dalam skema pembiayaan berkelanjutan disebut sangat penting untuk mendorong transformasi industri di Indonesia. 

Dukungan keuangan kepada petani kecil dinilai krusial untuk mendorong mereka beralih ke praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam forum tersebut, Setyo juga menjelaskan pentingnya penggunaan Dashboard yang menghubungkan proyek-proyek SDGs dengan para pendana atau investor. Platform ini bertujuan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, konservasi lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan sosial.

“Integrasi dan sinergi dari berbagai sumber pendanaan menjadi kunci untuk memastikan pencapaian SDGs secara efektif dan tepat waktu,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Program Climate and Market Transformation WWF Indonesia Irfan Bakhtiar menambahkan biaya untuk sertifikasi sawit keberlanjutan, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sendiri untuk 1 kelompok membutuhkan dana sebesar Rp1 miliar.

Dana tersebut, kata Irfan mencakup kelembagaan petani swadaya (identifikasi pekebun, pemetaan, pembuatan kelompok), pendampingan intensif (training RSPO, ICS, GAP, BMP, HCV), hingga penguatan kemandirian (monitoring, surveillance, ICS).

Adapun pembiayaannya 98 persen dapat dibiayai filantropi melalui development fund, CSR dan 2 persen dipenuhi lewat skema komersial dan supply chain perusahaan. Untuk itu, Irfan menekankan pentingnya sektor keuangan dalam membantu pembiayaan tersebut.

“Berdasar hal tersebut, peran lembaga keuangan akan sangat dibutuhkan untuk memperkuat pengembangan usaha bagi pekebun sawit bersertifikat RSPO,” tuturnya.

Adapun acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pembicara lainnya, termasuk Windrawan Inanth dari RSPO, Chief Sustainability Officer UOB Indonesia Jenny Hadikusuma, serta Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia Gusman Yahya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya