Berita

Pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, PT SPI dan masyarakat/Ist

Nusantara

Masyarakat Pulau Panggang dan Pramuka Tolak Reklamasi

MINGGU, 03 NOVEMBER 2024 | 03:13 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Masyarakat Pulau Panggang dan Pramuka tegas menolak rencana reklamasi yang akan dilakukan di sekitar karang Gosong Patrick, Gosong Semak Daun, Gosong Karang Lebar, Gosong Karang Beras, Gosong Karang Congkak.  

Gosong merupakan gundukan pasir yang berada di antara pulau dan biasa menjadi tempat wisata para turis di Kepulauan Seribu. Rencana reklamasi yang diusulkan oleh PT SPI disampaikan saat konsultasi publik 20 Agustus 2024 lalu di ruang pola Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. 

Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memberikan fasilitas PT SPI untuk menyampaikan rencananya membangun kawasan wisata di Kepulauan Seribu.  


Rencana ini juga didasari oleh penetapan Kepulauan Seribu sebagai kawasan strategis nasional (KSN). 

Koordinator forum nelayan Panggang Pramuka M Zein mengatakan bahwa kehidupan masyarakat nelayan dan wisata sangat tergantung pada gosong tersebut.  

“Setiap Sabtu dan Minggu, homestay dihuni wisatawan yang berkunjung untuk snorkeling, menyelam dan bermain di Gosong Patrick,” kata Zein dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu, 2 November 2024.
 
Lanjut dia, PT SPI melihat salah satu cara membangun wisata melalui reklamasi.  

“Namun di sisi lain masyarakat melihat pembangunan kawasan strategis wisata tidak perlu dengan reklamasi. Membangun KSN cukup dengan memberdayakan masyarakat pulau. Tidak ada yang urgen di gosong Pramuka dan Panggang untuk direklamasi,” tegasnya.

“Selain itu gosong juga menjadi tempat nelayan memancing, mengumpulkan kerang, menangkap ikan hias, serta mengumpulkan teripang,” tambah Zein.
 
Menurut dia, hadirnya wisata telah memberikan manfaat pada masyarakat dengan menyewakan homestay, menyediakan makan dan catering, menyewakan perahu, membawa pengunjung mancing di gosong.  

“Kalau semua gosong direklamasi, maka terumbu karang akan mati karena timbunan pasir dan semua aktivitas nelayan akan hilang. Bisa dipastikan akan menghilangkan pengunjung dan menambah kemiskinan masyarakat pulau,” jelasnya.  

Zein yang juga nelayan Pulau Panggang bersama ratusan masyarakat menolak rencana reklamasi, sekalipun Bupati tetap mendorong PT SPI hadir. 

“Mencermati berbagai dokumen kebijakan bahwa kawasan wisata Pulau Seribu bukan dengan skema reklamasi. Begitu juga tata ruang dan zonasi tidak mengalokasikan rencana reklamasi. Jika kita melihat KSN penting, maka KSN Berbasis masyarakat harus menjadi pilihan di Pulau Seribu,” pungkas Zein. 

Senada, Anggota KNPI Panggang Pramuka, Ahmad juga melontarkan penolakan terhadap pembangunan reklamasi.

“Kalau mau membangun Pulau Seribu, PT SPI bisa menggunakan pulau lain yang masih kosong. KSN Tidak selalu berbentuk pembangunan mega infrastruktur, tapi bisa dengan menggunakan masyarakat sebagai ujung tombak,” ungkap Ahmad.  

Menurutnya, pariwisata Kepulauan Seribu harus diperkuat dengan perbaikan fasilitas wisata, penguatan edukasi pemilik homestay. Sehingga ekonomi tetap mengalir ke masyarakat.  

“Kalau PT SPI diizinkan mereklamasi di kawasan tadi, maka ladang dan halaman yang menjadi obyek kunjungan turis akan habis, akan diiringi matinya usaha masyarakat,” bebernya.  

“Bukan hanya itu, masyarakat berinteraksi saja tidak akan mungkin,” tukas Ahmad yang juga menceritakan kasus pulau H.  

“Semoga pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menyadari dan paham betapa pentingnya mengutamakan usaha berbasis masyarakat, dari semata mengejar proyek mercusuar,” tandas Ahmad.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya