Konferensi dan Pertemuan Tahunan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) di forum ISEF 2024, Jakarta, 1 Novembr 2024/RMOL
Wakaf dapat menjadi salah satu pilar kesejahteraan bangsa jika dikelola secara profesional.
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin yang juga adalah Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, menyampaikan hal itu saat memperkenalkan Gerakan Indonesia Berwakaf dalam Konferensi dan Pertemuan Tahunan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) di forum Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat malam 1 November 2024.
“Indonesia ini memiliki potensi wakaf yang sangat besar, namun belum terkapitalisasi secara profesional. Saat ini, kita sedang berikhtiar untuk menggali dan memanfaatkan potensi besar tersebut. Melalui gerakan ini, kita berharap bisa membangun fondasi yang kuat untuk kesejahteraan bersama.” ujar Kamaruddin.
Ia menjelaskan, salah satu hambatan terbesar dalam optimalisasi wakaf adalah rendahnya literasi wakaf di kalangan masyarakat.
“Literasi wakaf yang rendah menjadi salah satu alasan rendahnya partisipasi masyarakat. Padahal, konsep wakaf dalam Islam sangat dahsyat, dengan manfaat yang dapat mengalir abadi,” ujarnya.
Saat ini, Indonesia memiliki 445.410 lokasi tanah wakaf, termasuk 36.240 madrasah, 1.100 kantor KUA, 220.000 masjid, dan 266.413 musala.
Gerakan Indonesia Berwakaf akan fokus mengembangkan aset-aset tersebut dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan konservasi lingkungan. Selain mendukung madrasah, gerakan ini juga mendorong pendirian rumah sakit, pemberian beasiswa, serta inisiatif wakaf hijau untuk pelestarian alam.
Ia kemudian mengajak negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam mengoptimalkan dampak wakaf secara global.
Dengan teknologi digital, Gerakan Indonesia Berwakaf dapat memastikan pengelolaan wakaf yang transparan dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih inklusif.
Inovasi pengelolaan zakat dan wakaf, seperti wakaf korporasi dan wakaf saham, terus didorong agar relevan di dunia modern dengan peluang investasi yang semakin luas. Selain itu, kegiatan konferensi mencakup sesi pembelajaran dari para ahli yang berbagi praktik terbaik, solusi inovatif, dan kerangka kerja terbaru.
Ia pun berharap, momen di ISEF ini bisa menjadi langkah awal yang produktif untuk membangun masa depan Indonesia melalui wakaf.
“Semoga kehadiran kita di sini mendapat pencerahan dan menjadi amal baik bagi kita semua. Dengan berwakaf, kita bisa meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh umat, bangsa, dan negara,” katanya.
Konferensi WZWF ini juga dihadiri Menteri Agama Malaysia, Mohd Na’im Mokhtar, dan diikuti 250 peserta dari 43 negara anggota WZWF, didukung sejumlah sponsor seperti Bank Mega Syariah, Bank CIMB Niaga Syariah, dan PT Paragon Technology and Innovation.