Berita

Peresmian fasilitas manufaktur pesawat C-295 di Vadodara, Gujarat, Kamis, 28 Oktober 2024, oleh Perdana Menteri India Narendra Modi./Airbus

Dunia

India Gandeng Airbus Bangun Pondasi Kemandirian Dirgantara

JUMAT, 01 NOVEMBER 2024 | 22:43 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Perdana Menteri India Narendra Modi meresmikan fasilitas manufaktur pesawat C-295 yang canggih di Vadodara, Gujarat.

Peresmian pada Kamis, 28 Oktober 2024, itu menandai kolaborasi bersejarah antara India dan Spanyol dan menggarisbawahi peningkatan fokus India pada kemandirian dalam manufaktur pertahanan.

Proyek C-295 yang merupakan usaha patungan antara Tata Advanced Systems Limited (TASL) dan Airbus Defence and Space menghadirkan era baru kerja sama industri, penyelarasan strategis, dan kolaborasi pertahanan antara kedua negara.

Selain menandai tonggak sejarah dalam memodernisasi militer India, proyek ini juga melambangkan ikatan yang semakin dalam antara India dan Spanyol.

Proyek ini melibatkan Airbus, raksasa kedirgantaraan Eropa, dan Tata Group, salah satu perusahaan industri terkemuka di India.

Kolaborasi ini tidak hanya bersifat transaksional, namun juga strategis dan simbolis dari komitmen bersama terhadap pertumbuhan teknologi dan industri.

Hal ini sangat penting karena sejalan dengan visi jangka panjang India untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan kedirgantaraannya di bawah inisiatif seperti “Make in India” dan “Aatmanirbhar Bharat” atau India yang mandiri.

Proyek C-295 bersifat transformatif bagi India dalam beberapa hal, dan mempengaruhi dimensi pertahanan, industri, ekonomi, dan strategis pembangunan negara tersebut.

Pesawat C-295 akan menggantikan pesawat Avro HS-748 yang sudah ketinggalan zaman di Angkatan Udara India (IAF) yang telah beroperasi selama lebih dari lima dekade.

C-295 adalah pesawat angkut taktis serbaguna dengan daya angkat sedang yang mampu mengangkut hingga 71 tentara atau 50 pasukan terjun payung dan hingga 7 ton kargo.

Pesawat ini dilengkapi untuk beroperasi dari landasan udara yang lebih kecil dan bahkan medan yang kasar, sehingga ideal untuk ditempatkan di lanskap geografis India yang beragam.

Peningkatan ini merupakan komponen penting dari program modernisasi IAF.

Selain itu C-295 tidak hanya meningkatkan kemampuan operasional IAF tetapi juga meningkatkan kemampuannya untuk menanggapi keadaan darurat, penempatan militer, dan operasi bantuan bencana dengan cepat.

Kapasitasnya untuk konfigurasi multiperan, termasuk evakuasi medis dan misi pengawasan, memberikan fleksibilitas tambahan baik di masa damai maupun perang.

Proyek C-295 sangat sesuai dengan tujuan India yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungannya pada peralatan pertahanan impor.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Airbus akan memasok 16 pesawat pertama dalam kondisi siap terbang, sementara 40 pesawat sisanya akan diproduksi di dalam negeri di fasilitas Vadodara oleh TASL.

Hal ini menandai perubahan signifikan menuju kemandirian di sektor pertahanan dan mendukung inisiatif pemerintah 'Buatan India'.

Fasilitas Vadodara merupakan proyek manufaktur pesawat pertama yang dipimpin oleh sektor swasta di India, yang menandakan langkah untuk melibatkan pelaku swasta dalam produksi pertahanan.

Proyek ini menyoroti perubahan dari sekadar membeli peralatan pertahanan menjadi produsen aktif dengan kemampuan internal yang signifikan.

Selain itu, kolaborasi ini melibatkan transfer teknologi dan pengembangan keterampilan yang ekstensif, yang menjadi dasar bagi proyek produksi dan pengembangan pesawat di masa mendatang di India.

Proyek C-295 memiliki implikasi ekonomi yang substansial, tidak hanya di sektor pertahanan tetapi juga dalam hal lapangan kerja dan pengembangan keterampilan.

Pembangunan jalur manufaktur di Gujarat diharapkan dapat menciptakan sekitar 15.000 lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ini termasuk peluang bagi insinyur, teknisi, dan pekerja yang sangat terampil yang terlibat dalam manufaktur kedirgantaraan.

Selain itu, proyek ini akan mendorong pengembangan rantai pasokan yang kuat untuk komponen kedirgantaraan di India.

Usaha kecil dan menengah (UKM) kemungkinan akan diuntungkan dari meningkatnya permintaan suku cadang dan subsistem yang diproduksi secara lokal.

Hal ini selanjutnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara dan meningkatkan ekosistem manufaktur dalam negeri.

Aset multiperan dengan keunggulan strategis: Pesawat C-295 dirancang untuk menjalankan berbagai peran selain transportasi pasukan dan kargo.

Pesawat ini dapat dikonfigurasi untuk evakuasi medis, operasi bantuan bencana, dan misi pengawasan maritim.

Dalam konteks geografi India dan sifat tantangan keamanannya, kemampuan multiperan ini memberikan nilai tambah yang substansial bagi pasukan pertahanan negara.

Lebih jauh lagi, C-295 dapat beroperasi secara efektif di daerah-daerah terpencil dan dataran tinggi, yang memberikan IAF keuntungan penting di wilayah-wilayah seperti Himalaya.

Kapasitasnya untuk melakukan operasi taktis dalam kondisi yang menantang memperkuat kemampuan India untuk memproyeksikan kekuatan dan menanggapi dengan cepat krisis militer atau kemanusiaan.

Potensi ekspor dan otonomi strategis: Ambisi India untuk menjadi pusat manufaktur pertahanan global semakin menguat, dan proyek C-295 merupakan elemen kunci dalam strategi ini.

Dengan membangun jalur produksi lokal, India memposisikan dirinya sebagai eksportir potensial pesawat C-295 ke negara-negara lain, khususnya negara-negara di Asia dan Afrika yang ingin memodernisasi armada militer mereka.

Proyek ini memperkuat ekspor pertahanan India, yang sangat penting untuk mencapai tujuan geopolitiknya yang lebih luas.

Karena negara-negara di kawasan tersebut ingin mendiversifikasi impor pertahanan mereka, India dapat memanfaatkan kemampuan manufaktur C-295 untuk memantapkan dirinya sebagai pemasok utama.

Hal ini sejalan dengan tujuan jangka panjang India untuk mencapai otonomi strategis dan mengurangi ketergantungan pada sistem pertahanan asing.

Memperkuat hubungan bilateral dengan Spanyol: Proyek C-295 telah mengangkat hubungan India dengan Spanyol ke tingkat yang baru.

Kemitraan dengan Airbus menunjukkan kepercayaan dan keselarasan strategis antara kedua negara.

Proyek ini juga mencerminkan konvergensi kepentingan India dan Spanyol dalam mempromosikan kolaborasi teknologi dan meningkatkan kemampuan pertahanan global.

Di luar proyek langsung, kolaborasi ini telah meletakkan dasar bagi keterlibatan masa depan antara industri India dan Spanyol.

Kemitraan strategis ini membuka jalan bagi usaha patungan tambahan, inisiatif penelitian, dan pertukaran teknologi, sehingga memperkuat kerja sama jangka panjang antara kedua negara.

Menurut para ahli pertahanan, peluncuran fasilitas pesawat C-295 oleh PM Modi lebih dari sekadar tonggak sejarah bagi industri pertahanan India; ini merupakan titik balik dalam perjalanan India menuju kemandirian, otonomi strategis, dan kolaborasi pertahanan global.

Proyek ini memodernisasi kemampuan transportasi Angkatan Udara India (IAF), meningkatkan manufaktur dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat basis industri pertahanan India.

Pada saat yang sama, proyek C-295 memberikan kehidupan baru bagi hubungan India-Spanyol, mengangkat hubungan tersebut melampaui ikatan ekonomi menjadi kemitraan strategis yang didasarkan pada kepercayaan bersama dan kerja sama teknologi.

Bagi Spanyol, kolaborasi ini menawarkan peluang untuk memperluas jejak globalnya dalam manufaktur pertahanan dan menyelaraskan dengan lintasan pertumbuhan India.

Pentingnya proyek C-295 melampaui keuntungan langsung. Proyek ini merupakan simbol aspirasi India untuk bangkit sebagai kekuatan regional dengan ekosistem pertahanan yang kuat dan mandiri.

Dengan mendirikan fasilitas ini di Gujarat, India memamerkan kemampuannya yang terus berkembang dalam manufaktur kedirgantaraan kelas atas dan mengisyaratkan kesiapannya untuk menjadi pemain kunci dalam industri pertahanan global.

Intinya, proyek pesawat C-295 merupakan pengubah permainan bagi India, yang mencerminkan ambisi, kecakapan teknologi, dan pandangan ke depan yang strategis dari negara tersebut.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya