SAMPAN mulai menepi, mendekat ke barisan mangrove yang menari-nari ditiup angin. Lambaiannya, seolah ingin memberi sapa selamat datang. Senyumpun tidak lagi tertahan, mengembang, saat kaki meloncat ke daratan. “Sebentar lagi, akan sampai ke tujuan,” bisikku lirih nyaris tak terdengar.
Kusempatkan menatap hutan mangrove yang tumbuh subur sepanjang garis pantai, dengan akar dan cabang yang membentuk gambaran yang menakjubkan. Jaringan akar nan rumit setia melindungi pantai dari abrasi. Ya, mangrove. Tumbuhan nan unik itu, semakin menambah estetika di Pantai Waudeburi, di Desa Waudeburi, Kecamatan Kalisusu, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pantai nan cantik bagi warga di Desa Waudeburi yang berjumlah 1.541 jiwa, menjadi satu-satunya menggantungkan harapan. Selain untuk menangkap ikan bagi yang menjadi nelayan, sebagian warganya yang bertani dan berkebun memanfaatkan pantai dengan sampannya untuk menghubungkan ke daerah lain demi menjual hasil bumi.
Daratan masih sulit terjangkau karena ketiadaan jalan penghubung antar wilayah. Padahal Waudeburi yang berada di ujung utara Pulau Buton ini wilayahnya sangatlah unik, karena memiliki hutan tropis serta pantai dengan pasir putih yang indah. Desa ini juga memiliki berbagai keunikan alam seperti hutan mangrove yang luas, serta tanaman endemik cengkeh dan jambu mente.
Sayangnya, dengan potensi yang luar biasa itu belum tergarap maksimal karena jalur darat yang tidak memadai. Namun, sebentar lagi harapan untuk memiliki jalan darat akan terwujud. “Sebentar lagi, hanya menunggu hitungan hari,” yakinku, sambal kembali menatap pantai Waudeburi yang terlihat tenang dengan riak kecilnya.
Kali ini aku kembali jauh menatap ke ujung Pantai Waudeburi. Akupun dibuat takjub menyaksikan indahnya mahakarya dari Yang Maha Kuasa.
“Komandan motornya sudah siap”. Teriakan itu tetiba menyadarkanku dari rasa kagum yang luar biasa. Seketika aku berbalik, Dua orang lelaki muda berseragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah berdiri tepat di depanku, mengulurkan tangan, menyerahkan kunci motor.
Lalu kubawa tubuh ini menaiki motor, memacunya dengan kecepatan tinggi, melintasi jalanan yang menanjak, berkelok, menembus semak. Setelah satu jam perjalanan yang mengerikan, sampailah di lokasi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 1429/Buton Utara di Desa Waudeburi.
Pandanganku langsung terfokus pada jalan tani sepanjang 1.050 meter dengan lebar 5 meter, yang membelah Desa Waudeburi. Jalan yang dikeraskan mulai terlihat sempurna, mulus, membelah perkebunan cengkeh milik warga.
“Tinggal 20-an meter lagi komandan,” ujar Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Satuan Tugas (Satgas) TMMD ke-122 Kodim 1429/Buton Utara, Lettu Chb Amrin Dani memamerkan kinerjanya.
“Yakin selesai tepat waktu,” tanyaku memastikan.
Dan langsung dijawab dengan teriakan kompak anggota Satgas TMMD lainya, ”Yakin komandan!!!”.
Kubalas dengan mengacungkan kedua jempol. Berusaha mengapresiasi kinerja mereka yang tidak kenal lelah, membuka jalan baru, demi mewujudkan harapan warga untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Pembukaan Jalan TaniUntuk proyek yang dipastikan akan berdampak pada peningkatan perekonomian petani di Waudeburi, sebanyak 150 prajurit prajurit dilibatkan. Beruntung tidak hanya para prajurit, warga pun siap membantu secara bergiliran, membuat pengerjaan pembukaan jalan baru ini menjadi lebih cepat.
Dan sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD Reguler ke-122 Kodim 1429/Buton Utara, aku, Letkol Inf Acuk Andrianto, SE, tentu tidak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja. Mengingat keberadaan jalan tani ini harus selesai tepat waktu.
“Pembangunan jalan ini nantinya akan meringkas jarak tempuh para petani, saat mengangkut hasil pertanian dan perkebunan. Jadi kalian harus benar-benar bertanggung jawab, segera diselesaikan,” perintahku.
Dan lagi-lagi dijawab dengan teriakan, “Siap Komandan!!!”. Dan kali ini jauh lebih kompak.
Ingatanku tiba-tiba kembali terbang ke masa sebelum dimulainya pembukaan jalan baru. Hanya berupa semak, karena belum ada jalan menuju ladang atau perkebunan cengkeh milik masyarakat. Hanya jalan setapak yang dipenuhi semak, yang hanya bisa dilewati pejalan kaki saja. Sehingga para Satgas TMMD ke-122 ini benar-benar melakukan pembukaan jalan baru demi mengatasi kesulitan warga dalam mengangkut hasil panennya.
“Jadi jalan yang kita bangun bersama TNI lewat program TMMD ke-122 ini benar-benar jalan baru. Karena sebelumnya memang tidak ada jalan. Bisa dibayangkan, betapa para prajurit yang dibantu warga Desa Waudeburi bekerja keras, tanpa kenal lelah, membabat semak, demi mewujudkan harapan petani memiliki jalanan nan mulus, yang selama ini bagi mereka hanya mimpi,” ungkapku bangga.
Dan kebanggaan itu semakin terasa ketika pengerjaan itu mendapat pujian dari pimpinan. “Bagus sekali, kita tidak menyangka hasil pembukaan jalan bakal semulus ini. Terima kasih Pak Dansatgas, kerja yang benar hebat ini,” puji Komandan Korem (Danrem) 143/ Haluoleo, Brigjen TNI R Wahyu Sugiarto, SIP, MHan, sambal menepuk pria yang juga menjabat Komandan Kodim (Dandim) 1429/Buton Utara ini.
Gerakkan Ekonomi WargaMenurut Danrem, keberadaan TMMD ke-122 membangun jalan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karena masyarakat sangat membutuhkan akses jalan yang memadai untuk kepentingan ekonomi.
Harapannya, dengan akses jalan yang memadai warga akan dipermudah dalam transportasi, sehingga mampu menunjang kesejahteraan dan meningkatnya perekonomian masyarakat, dan juga sebagai upaya membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pemerataan pembangunan khususnya di Kabupaten Buton Utara.
“Dalam kegiatannya TMMD menonjolkan pembangunan berkelanjutan, kolaborasi dengan semua pihak, serta gotong royong dengan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap kegiatan. Tentunya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat yang menyasar pada pembangunan akses jalan dan perbaikan,” kata Danrem mengingatkanku.
Mendengar petuah itupun, aku lantas coba memaparkan, jalan tani ini nantinya diharapkan mampu memberi harapan baru bagi masyarakat, dikarenakan jalan ini menjadi urat nadi perekonomian warga sehari-hari untuk membawa hasil pertanian ke pusat kota untuk dijual pada pengepul. "Beberapa hasil komoditi pertanian warga tersebut antara lain, cengkeh, kelapa, dan hasil kebun, juga hasil pertanian lainnya," paparku.
Pembangunan jalan usaha tani ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas perekonomian warga. Dengan adanya jalan yang baik, diharapkan hasil pertanian dapat diangkut lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. “Dan untuk mewujudkan hal itu sinergi TNI dengan warga begitu terbangun,” jelasku.
Sinergi itu pula yang dirasakan Wakil Bupati Buton Utara, Ahali, SH, MH, ketika berbincang denganku. Menurutnya, dengan bersinergi, sangat membantu Pemda, terlebih manfaatnya bagi masyarakat pada umumnya. Ini bentuk dukungan nyata TNI kepada Pemerintah Daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan di wilayah.
Apresiasi juga saya sampaikan kepada Dandim 1429/Buton Utara yang telah merencanakan dan mempersiapkan lokasi kegiatan yang dianggarkan tahun 2024 dengan total Rp830 juta ini, sehingga kegiatan TMMD ke-122 di Waudeburi ini dapat terlaksana dengan baik, dilandasi dengan semangat kebersamaan.
"Kami berharap sinergitas ini terus terjalin semakin baik, demi menggerakkan perekonomian serta semua sektor dalam bingkai NKRI. Mewakili pemerintah daerah, saya sangat berterima kasih atas apa yang dilakukan mitra kita TNI," harapnya.
Terkait sinergi membangun kewilayahaan, Pangdam Panglima Daerah Militer (Pangdam) Pangdam 14 Hasanuddin, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun, SIP. memaparkan, TMMD ke-122 ini sebagai momentum untuk semakin meningkatkan sinergi, menggugah kesadaran bersama untuk selalu menghidupkan budaya gotong royong, mempererat tali persaudaraan, merajut kebersamaan dan persatuan, meningkatkan karya, inovasi dan prestasi, membangun daerah.
Hal ini sejalan dengan tema kali ini tema TMMD ke-122, yakni “Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”.
“TMMD ke-122 tahun Anggaran 2024 ini merupakan langkah nyata TNI khususnya AD membangun kewilayahan untuk membantu mengatasi kemiskinan. Saya bukan sekedar memuji, tapi memang apa yang telah dibangun di Waudeburi oleh Satgas TMMD ke-122 ini harus diapresiasi sebagai kerja-kerja hebat,” tegasnya.
Pujian yang sama datang dari Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) dari Mabesad yang dipimpin oleh Waaster Bidang Wanwil dan Kerja sama Teritorial (Kermater) Sterad Brigjen TNI Heri Susanto. Ia memuji pembangunan jalan telah berjalan dengan baik dan hasilnya juga memuaskan di luar ekspektasi. Bahkan, progres pembangunan jalan yang menjadi sasaran utama telah mencapai 100 persen.
Pembangunan jalan yang telah selesai ini diharapkan dapat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat setempat, karena jalan tersebut akan digunakan sebagai akses utama untuk angkutan hasil pertanian. “Semoga ini bermanfaat bagi masyarakat, terutama untuk kelancaran lalu lintas perdagangan dan distribusi hasil panen,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Waodeburi, Irma, SKM mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas upaya TNI dalam membangun jalan di desanya. Irma juga menyatakan bahwa Pemerintah Desa bersama masyarakat akan melakukan perawatan dan peningkatan terhadap jalan tersebut di masa mendatang.
“Kami bersyukur karena program TMMD ini sangat membantu masyarakat di Waudeburi ke depannya. Kami bersama masyarakat akan melakukan perawatan dan peningkatan jalan yang telah dibangun ini,” ujar Irma menyakinkan
Program Unggulan KSAD Wujudkan Harapan WargaDi tengah pesona alam Desa Waudeburi, Buton Utara, terdapat tantangan besar yang dihadapi masyarakat: akses terhadap air bersih. Ketersediaan air yang layak sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan warga. Menanggapi kebutuhan mendesak ini, Program Unggulan Kasad hadir untuk mewujudkan harapan warga akan akses air bersih yang berkelanjutan.
Program ini bertujuan untuk membangun infrastruktur sistem penyediaan air bersih yang efektif. Melalui penggalian sumur, pembangunan jaringan pipa, dan fasilitas penampungan, diharapkan setiap rumah tangga di Desa Waudeburi dapat mengakses air bersih dengan mudah. Selain itu, upaya ini juga mencakup pengelolaan sumber daya air yang ramah lingkungan, sehingga keberlangsungan pasokan air dapat terjaga.
Pentingnya pendidikan juga menjadi fokus dalam program ini. Warga akan diberikan pelatihan tentang pengelolaan sumber daya air dan sanitasi yang baik. Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat menjaga kualitas air dan menerapkan praktik hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Partisipasi masyarakat sangat ditekankan dalam setiap langkah pelaksanaan program. Warga Desa Waudeburi diundang untuk berkontribusi dalam proses perencanaan dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih. Dengan keterlibatan aktif, mereka akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan program ini.
Program Unggulan Kasad tidak hanya berfokus pada penyediaan air bersih, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan akses air bersih yang lebih baik, diharapkan angka penyakit terkait air dapat menurun, dan masyarakat dapat lebih produktif dalam aktivitas sehari-hari.
Melalui kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Program Unggulan Kasad berkomitmen untuk mewujudkan harapan warga Desa Waudeburi. Bersama-sama, kita akan membangun desa yang lebih sehat dan sejahtera, di mana air bersih menjadi simbol harapan dan perubahan positif bagi seluruh komunitas. Dengan demikian, Desa Waudeburi tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga ruang bagi impian dan masa depan yang lebih baik.
Sasar Fisik dan NonfisikMelihat, mendengar dan merasakan membuatku jadi terharu. Kembali kutatap jauh jalanan di Desa Waudeburi yang dibangun Satgas TMMD ke-122 ini. Pandangan terus kutajamkan. Peningkatan jalan sepanjang 1.050 meter dan lebar 5 meter selesai semua. Jalan yang menjadi salah satu sasaran fisik ini diharapkan akan memudahkan akses warga Desa Waudeburi menuju Dusun Wajolaolu.
Rasa bangga itu semakin menjadi ketika melihat sasaran fisik lainnya meliputi pembuatan 3 buah deuker permanen untuk memperlancar saluran air dan permudah transportasi warga, pembuatan 2 buah Mandi Cuci Kakus (MCK) di Desa Wamboulu dan Dusun Wajolaulu, untuk memenuhi kebutuhan sanitasi sehat warga, serta renovasi 2 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Samurai dan Hasmina pun sudah rampung.
Begitupun sasaran nonfisik, diantaranya, penyuluhan wawasan kebanhgsaan (Wasbang), penyuluhan stunting, penyuluhan posyandu, penyuluhan posbindu, penyuluhan pertanian, dan penyuluhan bahaya narkoba, pun sudah selesai dilaksanakan.
Bahkan sasaran tambahan yang merupakan program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, yakni RTLH 3 unit, MCK 1 unit, TNI Manunggal Air di tiga titik di Desa Waodeburi, Kec. Kulisusu Utara, Juga pembukaan lahan pertanian seluas 2 hektar, penanaman 1000 pohon, dan bantuan stunting sebanyak 100 paket sudah selesai.
TMMD Bangun Kolaborasi TNI, Pemerintah Daerah, dan MasyarakatProgram TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan wujud nyata dari semangat gotong royong dan kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Di tengah tantangan pembangunan di berbagai daerah, TMMD hadir sebagai solusi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi pilar utama dalam program ini. TNI tidak hanya berperan sebagai pelaksana pembangunan, tetapi juga sebagai fasilitator yang mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi. Dengan pendekatan ini, warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga berkontribusi secara langsung dalam setiap kegiatan.
Pemerintah daerah berperan penting dalam merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan TMMD. Mereka mengidentifikasi kebutuhan yang mendesak di wilayahnya dan bersama-sama dengan TNI merancang program yang sesuai. Sinergi antara kedua institusi ini memastikan bahwa setiap proyek pembangunan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.
Melalui TMMD, berbagai infrastruktur vital seperti jalan, jembatan, dan sarana kesehatan dibangun. Selain itu, program ini juga mencakup penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Dengan demikian, warga tidak hanya mendapatkan infrastruktur yang lebih baik, tetapi juga pengetahuan yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.
Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci sukses TMMD. Warga desa diajak untuk terlibat dalam setiap tahapan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Dengan semangat kebersamaan, mereka merasakan kepemilikan atas hasil pembangunan, yang akan mendorong rasa tanggung jawab untuk menjaga dan merawat infrastruktur yang telah dibangun.
Melalui TMMD, harapan untuk mewujudkan desa yang sejahtera semakin dekat. Kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat menunjukkan bahwa bersama kita bisa menghadapi tantangan dan mencapai kemajuan. Dengan langkah-langkah konkret dan sinergi yang kuat, TMMD tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun jembatan antara hati, menciptakan masyarakat yang lebih solid, mandiri, dan berdaya saing.
Dengan semangat ini, TMMD menjadi simbol persatuan dan harapan bagi setiap desa yang ingin berkembang, menjadikan Indonesia lebih maju dan sejahtera untuk semua.
Puji Syukur kupanjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pertolonganNya serta terimakasih untuk semua anggota Satgas Kodim dalam pekerjaan TMMD ke-122 ini, yang telah selesai 100 persen dan tepat waktu. Tanpa terasa ada rasa haru, membuat ada butiran bening menyembul di sudut mata. Segera aku tahan agar tidak sampai jatuh. Kembali kusinggingkan senyuman. Kali ini sebuah senyum bangga, karena tugas-tugas yang begitu penting ini mampu tertuntaskan.
*
Penulis adalah Dansatgas TMMD Ke-122 Kodim 1429/Buton Utara