Seekor babi di peternakan Oregon ditemukan terjangkit flu burung H5N1. Ini merupakan kasus pertama yang terdeteksi di Amerika Serikat, memicu kekhawatiran bahwa virus tersebut juga berpotensi menginfeksi manusia.
Infeksi terjadi di peternakan halaman belakang di Crook County, Oregon, tempat berbagai hewan berbagi air dan ditempatkan bersama.
Minggu lalu, unggas di peternakan itu ditemukan terjangkit virus, dan pengujian minggu ini menemukan bahwa satu dari lima babi di peternakan itu telah terinfeksi..
Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), peternakan tersebut telah dikarantina untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Hewan lain di peternakan tersebut, termasuk domba dan kambing, tetap diawasi.
Dikatakan bahwa tempat itu bukan peternakan komersial, dan pejabat pertanian AS mengatakan tidak ada kekhawatiran tentang keamanan pasokan daging babi negara itu.
"Tidak ada kekhawatiran mengenai keamanan pasokan daging babi nasional akibat temuan ini," kata USDA dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat NPR pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Namun, menemukan flu burung pada babi menimbulkan kekhawatiran bahwa virus itu mungkin menjadi batu loncatan untuk menjadi ancaman yang lebih besar bagi manusia.
Peneliti pandemi Universitas Brown, Jennifer Nuzzo, mengatakan bahwa penemuan virus H5N1 pada babi, menimbulkan kekhawatiran bahwa virus itu mungkin menjadi batu loncatan untuk menjadi ancaman yang lebih besar bagi manusia.
Nuzzo menjelaskan bahwa babi dapat terinfeksi berbagai jenis flu, dan hewan-hewan itu dapat berperan dalam membuat virus burung lebih beradaptasi dengan manusia.
"Jika kita ingin tetap waspada terhadap virus ini dan mencegahnya menjadi ancaman bagi masyarakat luas, mengetahui apakah virus ini ada di babi sangatlah penting," paparnya, seperti dimuat
NPR pada Kamis, 31 Oktober 2024.
USDA sebelumnya telah melakukan uji genetik pada unggas di peternakan tersebut dan belum melihat adanya mutasi yang menunjukkan bahwa virus tersebut semakin mampu menyebar ke manusia.
"Hal itu menunjukkan bahwa risiko saat ini terhadap masyarakat tetap rendah," kata para pejabat USDA.
Strain virus flu burung yang berbeda telah dilaporkan pada babi di luar AS di masa lalu, dan tidak memicu pandemi pada manusia.
"Ini bukan hubungan satu lawan satu, di mana babi terinfeksi virus dan menyebabkan pandemi," kata Troy Sutton, seorang peneliti Penn State yang mempelajari virus flu pada hewan.
Versi flu burung ini yang dikenal sebagai Tipe A H5N1 telah menyebar luas di AS di antara burung liar, unggas, sapi, dan sejumlah hewan lainnya.