Berita

Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem/Net

Dunia

Hizbullah Tunjuk Naim Qassem sebagai Pemimpin Baru

RABU, 30 OKTOBER 2024 | 11:27 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebulan setelah kematian Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, kini kelompok militer di Lebanon itu telah menunjuk pemimpin baru.

Berdasarkan hasil keputusan Dewan Syura, Hizbullah resmi menunjuk Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal barunya pada Selasa, 29 Oktober 2024.

"Qassem berkomitmen pada Islam otentik Nabi Muhammad dan prinsip-prinsip inti kelompok tersebut," bunyi pernyataan Dewan Hizbullah, seperti dimuat Reuters.


Pria berusia 71 tahun itu dianggap sebagai anggota pendiri Hizbullah, dengan hubungan yang juga erat dengan Iran. Qassem menjabat sebagai wakil pemimpin Hizbullah sejak 1991.

Laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa Qassem diterbangkan dari Beirut ke Teheran pada tanggal 5 Oktober dengan pesawat milik Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran, menyusul pembunuhan Nasrallah oleh Israel di Beirut.

Pejabat Iran belum mengonfirmasi laporan tersebut, tetapi jika Qassem bermarkas di Iran, kepemimpinan Hizbullah di Lebanon kemungkinan akan dikelola dari jarak jauh.

Para pemimpin Iran secara terbuka mengucapkan selamat kepada Qassem atas pengangkatannya.

Presiden Masoud Pezeshkian memuji pembelaannya terhadap kedaulatan Lebanon dan cita-citanya dalam front perlawanan. Sementara Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Ghalibaf memuji peran Qassem dalam mendukung perjuangan Hizbullah di Lebanon dan kawasan tersebut.

Qassem muncul di depan kamera pada tanggal 8 Oktober dari lokasi yang dirahasiakan, beberapa hari setelah kematian Nasrallah dan di tengah laporan bahwa Hashem Safieddine, calon pemimpin Hizbullah lainnya, menjadi sasaran Israel.

Dalam pernyataannya, Qassem menyebut konflik Israel sebagai "perang tentang siapa yang menangis lebih dulu," dan menjanjikan perlawanan Hizbullah yang berkelanjutan.

Lahir di Kfar Fila, Lebanon selatan, pada tahun 1953, Qassem telah memegang berbagai peran dalam Hizbullah dan gerakan perlawanan yang lebih luas.

Ia mendirikan Union of Muslim Students di Lebanon pada tahun 1970-an dan kemudian bergabung dengan Gerakan Amal, sebelum beralih ke Hizbullah setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979.

Qassem juga telah menerbitkan lebih dari 12 buku tentang topik agama dan politik, termasuk Hezbollah: The Story from Within, yang merinci fondasi ideologis Hizbullah.

Ia juga telah menulis buku tentang Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan pendahulunya Rouhollah Khomeini, yang mendirikan Republik Islam.

Qassem sebelumnya memimpin Asosiasi Pendidikan Agama Islam Lebanon dan menjabat sebagai penasihat sekolah Al-Mustafa Lebanon, yang mempromosikan ideologi Islam Syiah dan menerima dukungan dari Universitas Internasional Al-Mustafa Iran.

Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kepada Universitas Internasional Al-Mustafa pada tahun 2020, menuduhnya terlibat dalam operasi intelijen untuk Korps Garda Revolusi Islam dan perekrutan untuk Pasukan Quds Iran.

Pada tahun 2018, Amerika Serikat dan sekutunya di Pusat Penargetan Pendanaan Teroris, termasuk Arab Saudi, Bahrain, dan UEA, memberikan sanksi kepada Qassem dan membekukan asetnya, menuduh Hizbullah mengganggu stabilitas kawasan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya